Xi Jinping Diungkap oleh Buzzer China, Pengaruhnya Meluas ke Saham dan Politik

by -106 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Akun media sosial milik warga China dengan jumlah pengikut yang banyak tidak lagi dapat berlaku sembarangan. Aturan terbaru pemerintah China meminta akun dengan lebih dari 500 ribu pengikut untuk menampilkan nama asli.

Aturan terbaru ini akan menghapus akun pengaruh atau yang dikenal sebagai buzzer dengan jumlah pengikut yang sangat banyak. Beberapa penyedia platform juga telah mengungkapkan, bahwa kebijakan ini akan diberlakukan terlebih dahulu pada akun anonim dengan lebih dari 1 juta pengikut.

Aturan ini juga akan berdampak pada akun self-media. Akun ini biasanya menyebarkan informasi terkait isu atau peristiwa, namun tidak terkait dengan organisasi media resmi. Hal ini akan menghambat akun self-media untuk bergerak secara bebas di media sosial. Pemerintah setempat telah lama ingin membasmi akun-akun tersebut.

Namun, ada juga yang mendukung sepenuhnya aturan baru ini. Hu Xijin, editor media pemerintah mendukung aturan ini karena akun berpengaruh akan lebih bertanggung jawab atas informasi yang mereka sebarkan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (2/11/2023).

Di sisi lain, banyak juga yang mengkhawatirkan aturan ini. Banyak orang yang berpendapat bahwa aturan baru ini dapat mempermudah praktik doxxing di dunia maya.

Banyak akun yang tampil anonim agar lebih bebas dalam berekspresi dan menyebarkan informasi di China. Mereka sembunyi di balik anonimitas tersebut saat terjadi serangan di dunia maya.

Beberapa media sosial setempat berusaha menenangkan pengguna yang telah mendengar aturan pemerintah ini. Misalnya, CEO Weibo, Wang Gaofei, menjamin pengguna dengan pengikut di bawah 500 ribu tidak akan terdampak.

Sementara itu, Douyin memastikan platformnya hanya akan meminta nama asli pengguna, bukan informasi pribadi. Sehingga pengguna tidak perlu khawatir tentang keamanan data pribadi yang sensitif tersebar.