Kisah Dua Raja Bandar Kripto: Dahulu Dikagumi, Sekarang Berada di Penjara

by -150 Views

Pasar kripto kembali menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah mengalami kesulitan selama 18 bulan terakhir. Dengan harga Bitcoin yang melonjak 150% dan Solana naik 10 kali lipat dalam 12 bulan, serta Marathon Digital yang menjadi penambang Bitcoin yang sukses. Namun, reputasi para tokoh di industri kripto seperti Changpeng Zhao dari Binance dan Sam Bankman-Fried dari FTX masih sulit untuk pulih daripada reputasi buruk mereka karena terlibat dalam kasus penipuan. Pada tahun 2023, para tokoh lama dalam industri keuangan menyuarakan keraguan mereka terhadap mata uang kripto dengan pernyataan keras yang ditujukan kepada mereka, seperti Bitcoin yang dikatakan tidak memiliki nilai menurut CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon. Begitu pula dengan Bill Gates yang menyebut mata uang kripto adalah teori bodoh terbesar di dunia investasi. Tokoh investor legendaris, Warren Buffet, mengatakan bahwa ia tidak akan membeli semua Bitcoin di dunia dengan harga US$ 25 karena menilai bahwa Bitcoin tidak akan menghasilkan apa-apa.

Begitu juga dengan Zhao dan Bankman-Fried yang dianggap sebagai anak muda gemilang yang akan membawa perubahan pada masa depan keuangan dunia, namun pada akhirnya keduanya terlibat kasus penipuan dan pencucian uang. Dan pada akhirnya mereka terlibat kasus penipuan dan torsangka tindakan pencucian uang. Banyak dana yang dikorupsi masuk ke dalam perusahaan mereka. Bankman-Fried yang saat ini berusia 31 tahun dinyatakan bersalah atas 7 kasus kriminal pada awal November lalu, termasuk mencuri miliaran dolar AS dari nasabah FTX. Kurang dari tiga minggu setelahnya, Zhao juga dinyatakan bersalah untuk gugatan kriminal dan terpaksa turun dari jabatannya sebagai CEO Binance. Mereka berdua bertanggung jawab atas sikap semena-mena di pasar kripto dan terlibat dalam beberapa kasus kriminal.

Zhao dan Bankman-Fried sebelumnya merupakan kawan lama dalam industri kripto, sebelum mereka menjadi saingan. Namun, hubungan mereka semakin memburuk beberapa bulan setelah mereka bertemu. Pada Maret 2019, Zhao menolak membayar Bankman-Fried US$ 40 juta untuk membeli penukaran kripto yang sedang dirancang Bankman-Fried dengan timnya. Sebulan setelah penolakan itu, Bankman-Fried dan beberapa kawannya mendirikan FTX, penukaran kripto dengan mesin likuidasi baru dan fitur yang menyasar klien berskala besar. Namun, pada akhirnya, FTX mengalami kebangkrutan bersamaan dengan nasib babak-belur Bankman-Fried. Berbeda dengan kasus Binance, perusahaan tersebut berhasil melanjutkan bisnisnya dengan beberapa aturan yang mengikat setelah membuat kesepakatan dengan regulator.