Kabar Terbaru: Pendiri Bandar Kripto Bangkrut setelah Dibuang ke Korea Oleh Do Kwon

by -539 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Keruntuhan TerraUSD dan Luna menghebohkan industri mata uang kripto pada tahun 2022. Pendirinya, Do Kwon, sempat menjadi buronan hingga akhirnya ditangkap di Montenegro pada awal tahun 2024.

Perusahaan yang mengelola TerraUSD dan Luna, Terraform Labs, juga telah mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat pada bulan Januari 2024.

Kabar terbaru, Terraform Labs mendapatkan persetujuan pengadilan pada Kamis (19/9) pekan lalu untuk menghentikan operasinya dalam proses kebangkrutan. Perusahaan juga setuju untuk menyelesaikan gugatan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

SEC menuduh perusahaan telah menipu investor dan menggelapkan dana hingga US$ 40 miliar atau sekitar Rp 607 triliun.

Hakim kebangkrutan AS, Brendan Shannon, menerima rencana kebangkrutan Terraform dalam sidang di Wilmington, Delaware. Hakim menyebut ini adalah ‘alternatif yang ramah’ untuk menghindari litigasi lebih lanjut terkait kerugian investor.

Terraform sebelumnya setuju untuk membayar biaya ‘damai’ kepada SEC sebesar US$ 4,47 miliar (Rp 67 triliun) setelah juri di Manhattan memutuskan perusahaan bersalah pada bulan April karena menipu investor.

SEC hanya akan menerima sebagian, atau bahkan tidak sama sekali, dari biaya ‘damai’ dari Terraform. Hal ini karena lembaga tersebut hanya akan menerima jika Terraform dapat membuktikan klaim kerugian kripto sebagai bagian dari pengajuan kebangkrutannya.

Perusahaan bersikeras bahwa mereka tidak dapat menetapkan nilai total kerugian kripto yang dapat dibayarkan kepada nasabah selama proses likuidasi.

Namun, dalam perkiraan mereka, Terraform memperkirakan dapat membayar antara US$ 184,5 juta (Rp 2,8 triliun) hingga US$ 442,2 juta (Rp 6,7 triliun) kepada nasabah dan pihak lainnya.

SEC menuduh Terraform dan Do Kwon telah membohongi investor tentang kestabilan TerraUSD, sebuah stablecoin yang dirancang untuk menjaga harga tetap sebesar US$ 1.

Kwon juga dituduh telah berbohong kepada nasabah dengan mengklaim bahwa blockchain Terraform banyak digunakan dalam aplikasi pembayaran mobil di Korea.

Juri memperkirakan bahwa Kwon dan Terraform kemungkinan besar akan menghadapi pengadilan terkait tuduhan penipuan. Kwon dan Terraform memilih untuk menyelesaikan gugatan SEC sebelum masuk ke tahap pengadilan selanjutnya untuk mendetailkan nilai kerugian dan dampak kasus perusahaan.

Kwon sendiri juga menghadapi gugatan hukum di Korea Selatan, di mana ia juga membantah tuduhan terhadap dirinya.

TerraUSD dan Luna, yang dirancang oleh Kwon, mengalami kegagalan pada tahun 2022. Saat itu, TerraUSD tidak mampu menahan nilainya terhadap dolar AS.

Keruntuhan kedua mata uang kripto ini mengguncang pasar dan memicu gelombang kebangkrutan dalam industri mata uang kripto.