Krisis kepemimpinan di OpenAI kembali terjadi. Beberapa bulan lalu industri teknologi heboh lantaran pendiri OpenAI, Sam Altman, dipecat oleh dewan direksi. Setelah diskusi panjang, akhirnya Altman kembali ke perusahaan. Kini, giliran co-founder Ilya Sutskever yang diketahui turut menggulingkan Altman yang angkat kaki. “Saya bersemangat untuk menghadapi petualangan selanjutnya, yakni menjalankan proyek yang sangat bermakna bagi saya secara personal,” kata dia melalui unggahan di akun X personalnya, dikutip dari CNBC International, Kamis (16/5/2024). “Saya akan membagikan detilnya dalam waktu dekat,” ujarnya. Pada November lalu, pemecatan Altman dipicu oleh ketidakpercayaan dewan direksi. Mereka mengatakan Altman tak transparan dalam berkomunikasi. Dalam hal tersebut, Sutskever menjadi salah satu yang paling vokal melawan Altman. Ia dan beberapa rekannya berpegang teguh pada prinsip AI tak boleh membahayakan nasib manusia. Sementara itu, Altman lebih fokus dalam menggenjot pertumbuhan bisnis OpenAI dengan meluncurkan inovasi teknologi baru. Kala itu, hampir semua karyawan OpenAI menandatangani surat terbuka yang menentang keputusan dewan direksi memecat Altman. Beberapa hari kemudian, Altman akhirnya kembali ke OpenAI. Di saat bersamaan, para petinggi yang menmutuskan pemecatan Altman ditendang dari kursi direksi. Antara lain Helen Toner, TashaMcCauley, dan Sutskever. Namun, Sutskever tetap bekerja di OpenAI. Ia adalah sosok penting yang mengepalai teknologi intelijen dalam pengembangan layanan chatbot AI populer, ChatGPT. “Saya sangat kagum dengan Ilya. Saya harap kami bisa terus bekerja bareng selamanya di kehidupan karir kami,” kata Altman ketika ditanya soal status Sutskever kala itu. Usai pengumuman pengunduran diri Sutskever, Altman mengaku sangat sedih. Ia menilai Sutskever adalah sosok yang memiliki pemikiran luar biasa. “Ilya adalah salah satu orang dengan pemikiran luar biasa di generasi kita. Dia adalah cahaya di industri teknologi, dan seorang teman yang baik,” kata Altman di akun X personalnya. Selanjutnya, Altman mengatakan Research Director OpenAI Jakub Pachoki yang sudah berkarir sejak 2017 di perusahaan akan menggantikan posisi Sutskever sebagai Chief Scientist. Kabar soal pengunduran diri Sutskever mencuat pasca OpenAI meluncurkan tool terbarunya yang digadang-gadang sebagai ‘pembunuh’ Google, yakni GPT-4o. Layanan tersebut mampu menganalisa multimedia dalam format suara, teks, dan visual, secara real-time untuk memberikan pengalaman AI yang lebih canggih ke pengguna.