Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis ‘Pandangan Iklim 2024’. Prediksi ini dapat digunakan sebagai panduan untuk perencanaan dan kegiatan pembangunan pada sektor yang terkait atau terdampak fenomena iklim.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa sepanjang tahun 2024, gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO diprediksi akan berada pada fase El Nino Lemah sampai dengan Moderat di awal tahun 2024. Kemudian selanjutnya hingga akhir tahun 2024 diprediksikan berada pada fase Netral.
Terdapat peluang kecil untuk berkembang menjadi fenomena La Nina yang merupakan pemicu anomali iklim basah. Begitu juga dengan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan penyebab gangguan iklim dari Samudra Hindia, diprediksikan akan berada pada fase Netral dari awal hingga akhir tahun 2024.
Berdasarkan dinamika atmosfer tersebut, jumlah curah hujan tahunan pada 2024 diprediksikan umumnya berkisar pada kondisi normal. Namun, terdapat beberapa wilayah yang diprediksikan dapat mengalami hujan tahunan di atas normal dan di bawah normal.
Meskipun kemarau 2024 diprediksi berlangsung dengan normal, namun terdapat wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena secara iklim memang memiliki curah hujan yang rendah.
BMKG juga memberikan rekomendasi umum untuk sektor-sektor terkait atau terdampak oleh fenomena iklim. Rekomendasi tersebut antara lain adalah melakukan langkah antisipatif terhadap potensi jumlah curah hujan tahunan yang melebihi rata-ratanya atau melebihi batas normalnya, serta meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir.
Selain itu, perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.
Terkait penanganan musim kemarau, perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2024 khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatra bagian Timur, maupun periode kemarau periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan Karhutla.