Kementerian Pertahanan telah mengomentari tentang dugaan kebobolan situs Kemenhan dan penjualan dokumen rahasia di dark web. Karo Humas Setjen Kemenhan, Brigjen Edwin Adrian Sumantha, menyatakan bahwa pihak Kemenhan sedang menyelidiki dugaan peretasan tersebut. Situs Kemenhan telah dinonaktifkan sementara untuk memeriksa kebenaran pembobolan oleh hacker. Edwin mengungkapkan bahwa pihak Kemenhan akan memberikan update setelah ada informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kabar tentang pembobolan situs Kemenhan viral di media sosial, terutama melalui Twitter. Akun Fusion Intelligence Center @StealthMole telah menyebarkan informasi bahwa seorang peretas mengaku telah meretas situs Kemenhan dan menjual dokumen rahasia serta akses ke situs tersebut. Peretas tersebut juga membagikan tangkapan layar sebagai bukti peretasan. Dia juga mengklaim bahwa server tersebut berisi sekitar 1,64 TB data.
Fusion Intelligence Center menyampaikan bahwa cara peretas memperoleh akses ke situs web tersebut akan diselidiki di masa depan. Salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah penggunaan akun yang dibocorkan oleh malware Stealer. Mereka juga mengkonfirmasi bahwa sekitar 1.484 kredensial yang terkait dengan Kementerian Pertahanan telah terekspos di web gelap karena malware Stealer.
Artikel Selanjutnya: Bahaya! Ada 19 Aplikasi Bisa Sedot Rekening dan Data Pribadi. (dem/dem)