Investasi Data Center RI Menggeliat, Malaysia Gelontor Dana Rp 400 Triliun

by -489 Views

Investasi pusat data di Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia. Perusahaan teknologi seperti TikTok dan Google memilih menempatkan data di Malaysia meskipun Indonesia adalah pasar utama mereka.

Jika dibandingkan dengan Malaysia, sepanjang 2019 sampai 2024 investasi yang sudah masuk hampir US$ 25 miliar atau sekitar Rp 400 triliun. Di sisi lain, investasi pusat data di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir hanya sekitar Rp 10 triliun.

“Kapasitas pusat data di Johor Bahru, itu dari 10 megawatt di tahun 2019 sekarang sudah 1,3 gigawatt atau 1.300 watt, berarti lompat kan. Nah karena itulah kita juga merasa kenapa Indonesia kok enggak bisa, karena potensi kita kan harusnya besar,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam Economic Update 2024 di CNBC Indonesia.

Budi mengatakan pemerintah kini sedang berusaha mengejar ketertinggalan tersebut dan ingin menarik sebanyak mungkin investasi pusat data di Indonesia.

Ada 4 langkah yang sudah dilakukan Kominfo. Pertama adalah melakukan review terhadap regulasi terkait, seperti persoalan apa yang menjadi hambatan dalam investasi pusat data di Indonesia.
Kedua, yakni sumber daya seperti memastikan kesejahteraan lahan, air, listrik, terutama energi hijau supaya Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.
Ketiga adalah perpajakan yang diberi insentif. Mereka sudah mengkaji bahwa Malaysia memberikan banyak insentif yang membuat investor tertarik untuk membangun pusat data di negara tetangga Indonesia.
Keempat adalah perizinan yang dibuat simpel dan dipangkas agar birokrasi menjadi lebih mudah.

“Jadi saya kasih contoh soal harga. Di Malaysia itu mereka mampu memberikan insentif 8 sen dolar per kwh untuk listrik,” kata Budi menjelaskan.

“Ia mengaku optimistis bersaing dengan negara lain, asal melakukan berbagai terobosan-terobosan tersebut.

“Masyarakat Indonesia tercatat menduduki peringkat pertama dalam hal menghabiskan waktu ‘bermain’ HP. Hal itu berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Data.AI, warga Indonesia menjadi pengguna yang paling lama menghabiskan waktu dengan perangkat mobile seperti HP dan tablet pada 2023, yaitu 6,05 jam setiap hari.

“Bahkan, warga Indonesia adalah satu-satunya masyarakat yang menghabiskan waktu di HP lebih dari 6 jam tiap hari. Pada posisi kedua, warga Thailand hanya menghabiskan 5,64 jam per hari. Argentina ada di posisi ketiga yaitu 5,33 jam per hari.

“Kecanduan HP orang Indonesia sebetulnya tidak separah pada 2022. Pada 2022, warga Indonesia menghabiskan waktu hingga 6,14 jam per hari menatap layar HP dan tablet.

“Indonesia juga menempati salah satu posisi teratas dalam hal download aplikasi. Data.AI menempatkan warga Indonesia di posisi ke-5 dalam hal download aplikasi. Sepanjang 2023, warga Indonesia sekitar 7,56 miliar kali melakukan download aplikasi.

“Dalam hal download, masyarakat China tidak ada saingan. Hanya dalam setahun, masyarakat China 113,41 miliar kali mendownload aplikasi.

“Meskipun nomor satu dalam penggunaan HP, ternyata warga Indonesia bukan nomor satu dalam hal penggunaan aplikasi mobile. Warga Indonesia menghabiskan 415 miliar jam sepanjang 2023 di aplikasi mobile sehingga ada di posisi ketiga.

“Warga yang paling banyak menghabiskan waktu di aplikasi mobile adalah India. Warga India menghabiskan waktu 1,19 triliun jam menggunakan aplikasi mobile.