Bukti Nyata Keberhasilan Xi Jinping dan Gagal Total Joe Biden

by -182 Views

Pendapatan Huawei melonjak selama tahun 2023 didukung oleh penjualan ponsel. Kesuksesan Huawei seakan menjadi bukti kegagalan aksi pemerintah Joe Biden memblokir akses China ke teknologi canggih milik perusahaan Amerika Serikat.

Huawei mencatatkan keuntungan besar selama 2023. Diperkirakan pendapatan raksasa teknologi China itu mencapai lebih dari 700 miliar yuan atau Rp 1.530 triliun.

Perkiraan itu dilaporkan oleh Reuters yang mengutip pesan internal dari komisaris Huawei, Ken Hu. Dengan pendapatan tersebut, Huawei mengantongi pertumbuhan 9% dari 642,3 miliar yuan (Rp 1.400 triliun) per tahun lalu.

Ken Hu mengatakan Huawei telah melewati badai. Sekarang perusahaan mendapatkan berkah usai masalah besar yang menghalanginya.

Bisnis Huawei diketahui porak poranda usai masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat (AS) tahun 2019. Sanksi itu membuat perusahaan hanya memiliki akses terbatas pada teknologi global dan pada akhirnya melumpuhkan sejumlah lini bisnisnya.

“Terima kasih kepada mitra-mitra kami di seluruh rantai pasok yang mendukung kami dalam menghadapi suka maupun duka. Dan saya juga ingin berterima kasih pada anggota tim Huawei yang berjuang keras dan tidak pernah menyerah,” ungkapnya, dikutip dari Reuters, Jumat (29/12/2023).

“Dalam perkiraan kinerja tahun ini, Ken Hu mengatakan segmen bisnis perangkat termasuk smartphone yang memiliki kinerja lebih baik. Nampaknya ini dikarenakan kehadiran Mate 60 pada Agustus lalu. Mate 60 hadir secara mengejutkan dan menjadi pertanda kembalinya Huawei ke pasar smartphone setelah sanksi oleh pemerintah AS yang kini dipimpin oleh Presiden Joe Biden. HP itu dilaporkan ditenagai chipset canggih yang dikembangkan oleh perusahaan China.

Pada Oktober ini, pengiriman ponsel Huawei melonjak 83% dari tahun ke tahun. Counterpoint melaporkan capaian itu mendorong pertumbuhan pasar China sebesar 11%.

Tahun depan Huawei juga akan berfokus pada bisnis perangkat. Namun perusahaan mengakui akan menghadapi tantangan lain di masa depan.

“Ketidakpastian geopolitik dan ekonomi melimpah, dan pembatasan teknologi serta hambatan perdagangan terus berdampak pada dunia,” ucap Ken Hu.