Kiamat Semakin Dekat, Bill Gates Terbuka Tunjuk Indonesia

by -113 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Perubahan iklim yang membuat dunia semakin rentan menuju ‘kiamat’ terus mendapat sorotan dari Pendiri Microsoft sekaligus filantropis kawakan, Bill Gates.
Ia pun sempat menyinggung Indonesia sebagai salah satu negara penyebab makin rentannya dunia. Ini karena aktivitas deforestasi yang dilakukan di Indonesia maupun Malaysia melalui penanaman sawit secara massive.

Bill Gates dalam blog pribadinya membeberkan fakta bahwa setiap tahun aktivitas di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca yang mampu merusak ozon. 7% berasal dari produksi lemak dan minyak dari hewan dan tumbuhan.
“Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip dari blog pribadinya, Minggu (19/5/2024).
Gas rumah kaca yang dipicu oleh produksi lemak dan minyak dari hewan menurutnya sulit terhindarkan, karena menjadi salah satu bahan konsumsi manusia. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengambil lemak tanpa memproduksi emisi, menyiksa hewan, dan menghasilkan zat kimia berbahaya.
Selain produksi lemak hewan yang merusak lingkungan, Gates juga menyoroti faktor yang menciptakan dampak lebih besar yakni minyak sawit.
“Saat ini, minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Sebagian ditemukan pada makanan sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, hingga makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, makanan kucing, formula bayi, dan sebagainya. Bahkan, minyak sawit juga digunakan untuk biofuel dan mesin diesel,” ia menuturkan.
Gates menegaskan bahwa masalah pada minyak sawit bukan soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses menghasilkannya. Proses penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengkonversinya menjadi lahan sawit berdampak buruk bagi keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak bagi perubahan iklim.
Menurut Gates, hancurnya hutan di Malaysia dan Indonesia sudah menyumbang 1,4% emisi global pada 2018. Untuk mengatasi masalah ini, Gates menyebut bahwa sudah ada perusahaan seperti C16 Biosciences yang berusaha membuat minyak sawit alternatif tanpa emisi menggunakan proses fermentasi mikroba ragi liar.