Para ilmuwan telah memperingatkan tentang dampak buruk perubahan iklim yang semakin nyata dan dapat mengakibatkan bencana global pada akhir abad ini. Sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal BioScience dan ditandatangani oleh lebih dari 15.000 ilmuwan di 161 negara memperingatkan bahwa kehidupan di Bumi sedang terancam dan menuju ‘kiamat’ dengan cepat.
Para ilmuwan telah lama memperingatkan tentang iklim ekstrem akibat peningkatan suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer. Namun, mereka menyatakan bahwa waktunya sudah habis. Dalam pernyataan mereka, peneliti dari Oregon State University (OSU) menyampaikan strategi mitigasi yang besar untuk mengatasi masalah ini.
Studi yang dilakukan oleh peneliti OSU dan rekan penulis lainnya menunjukkan bahwa pada tahun 2023, rekor iklim yang signifikan pecah dengan margin yang besar. Mereka juga mencatat kejadian musim kebakaran hutan Kanada yang sangat aktif tahun ini merupakan indikasi menuju rezim kebakaran baru yang mengkhawatirkan.
Para peneliti menyoroti bahwa manusia belum banyak berbuat untuk memperbaiki keadaan terkait perubahan iklim. Mereka menekankan pentingnya berpindah dari bahan bakar fosil serta memerangi konsumsi berlebihan oleh orang-orang kaya untuk mencegah bencana lebih lanjut sebelum akhir abad ini.
Kebijakan pemerintah yang menghadirkan subsidi kepada industri bahan bakar fosil juga menjadi sorotan dalam makalah tersebut. Para ilmuwan menekankan perlunya mengubah perspektif terhadap darurat iklim sebagai ancaman yang sistemik dan eksistensial. Tindakan-tindakan tersebut diharapkan dapat mencegah bencana lebih lanjut sebelum abad ke-21 berakhir pada 2100 mendatang.