Di India, Fenomena Bikin Penjual Kain Sari Tidur Nyenyak Sedang Muncul

by -211 Views

Pembayaran non-tunai atau cashless sedang mengalami perkembangan pesat di India. Banyak penjual di negara tersebut menerima lebih banyak pembayaran non-tunai dibandingkan dengan pembayaran tunai.

“Saya telah melihat perubahan di negara ini. Kami sangat jarang menerima pembayaran tunai,” kata Brij Kishore Agarwal, seorang pemilik toko sari, seperti yang dikutip dari CNN Internasional, pada Selasa (30/4/2024).

Dulu, Agarwal merasa khawatir akan adanya orang yang masuk dan mencuri uangnya. Namun dengan adanya pembayaran elektronik, hal ini membuatnya lebih nyaman dan jauh lebih mudah tidur.

Mirip dengan di Indonesia, pembayaran digital di India juga menggunakan QR code. Masyarakat dapat mengirimkan uang dengan memindai kode QR yang dimiliki oleh penjual.

Sistem pembayaran digital tersebut menggunakan Unified Payments Interface (UPI). Penggunaan metode pembayaran non-tunai ini diyakini akan memiliki peran penting dalam mengubah India menjadi negara adidaya secara ekonomi.

“Penyusunan pembayaran digital di India kemungkinan besar akan meningkatkan pertumbuhan dengan menghilangkan hambatan, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” kata profesor ekonomi dari Cornell University, Eswar Prasad.

Menurutnya, ekonomi digital yang ada akan meningkatkan inklusivitas. “UPI dan digitalisasi ekonomi yang lebih luas dapat meningkatkan pertumbuhan inklusivitas,” katanya.

Meskipun proses digitalisasi di India sudah berlangsung cukup lama, yakni sudah sejak 15 tahun lalu, pertumbuhan pembayaran elektronik masih mengalami hambatan. Hingga tahun 2016, pembayaran masih didominasi oleh uang kertas sebesar 96%.

Pada saat itu, UPI diluncurkan oleh National Payments Corporation of India. Dengan adanya transaksi dari hampir 600 bank anggota dan perusahaan fintech, masyarakat India semakin dimudahkan untuk melakukan transaksi secara digital.

Pemerintah India juga menghapus dua jenis uang kertas besar pada saat itu, yang mewakili 86% dari seluruh mata uang yang beredar. Tindakan ini pada awalnya dilakukan untuk memberantas korupsi, namun pada akhirnya juga meningkatkan penggunaan pembayaran elektronik.