Amerika Serikat (AS) terus menekan China untuk tidak bisa mengembangkan industri teknologi dalam negerinya. Salah satunya dengan membatasi komponen untuk mobil listrik ke China.
Untuk mendukung aksinya itu, pemerintah Joe Biden meminta negara lain seperti Jepang dan Belanda untuk melakukan hal serupa. Pejabat AS juga akan pergi ke Taiwan untuk menjelaskan pembatasan itu.
“Menurut kami, mereka [AS] datang ke Taiwan untuk menjelaskan secara langsung ke perusahaan agar memahami sudut pandang AS. Diskusi langsung soal perincian aturan ekspor AS sangat dibutuhkan oleh industri Taiwan,” kata Menteri Ekonomi Taiwan, Wang Mei-hua, dikutip dari Reuters, Kamis (7/12/2023).
Kedatangan AS ini karena Taiwan merupakan pemain penting di industri chip. Taiwan adalah tempat untuk raksasa chip di dunia, TSMC.
Banyak perusahaan semikonduktor yang juga mengikuti langkah AS untuk melakukan pembatasan dagang ke China.
Sementara itu, Joe Biden berencana memblokir penuh pengiriman chip AI canggih ke China. Rencana itu diungkapkan sejak bulan Oktober lalu.
Namun raksasa chip AS, Nvidia nampaknya tak terima dengan kebijakan baru negaranya. Karena dilaporkan perusahaan berusaha mengakali aturan baru tersebut.
Nvidia merancang chip dengan spek khusus, agar perusahaan tetap bisa dikirimkan ke China.
Namun langkah Nvidia ketahuan oleh pemerintah AS. Menteri Perdagangan Gina Raimondo juga tak segan menegur keras apa yang dilakukan perusahaan tersebut.
Raimondo meminta langsung Nvidia menghentikan chip khusus ke China tersebut. Tak sampai di situ, dia mengancam melakukan pemblokiran lebih lanjut.