Terry Gou, miliarder pendiri perusahaan teknologi Foxconn, telah mengundurkan diri dari pencalonan Presiden Taiwan. Gou mengumumkan pencalonannya pada bulan Agustus lalu dengan tujuan untuk menyatukan oposisi dan mencegah Taiwan menjadi “Ukraina berikutnya”.
Ia menyalahkan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa karena membawa Taiwan ke ambang perang dengan memusuhi China, yang mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya.
Gou mundur dari bursa presiden pada Jumat (24/11) setelah mendapat lampu hijau dari komisi pemilu pekan lalu. Namun, Gou mengatakan “STOP, RESET, RESTART,” dan tidak merinci langkah selanjutnya dalam kampanye presiden.
Keputusan Gou mundur dinilai sebagai kelegaan bagi manajemen perusahaan pabrik iPhone itu. Para petinggi Foxconn telah membuat skenario potensi rencana darurat, setelah berita tentang penyelidikan oleh Tiongkok.
Gou juga telah mencoba menengahi pembicaraan antara KMT dan TPP untuk bekerja sama melawan DPP, namun upaya tersebut gagal setelah terjadi pertikaian antara para pemimpin partai oposisi di depan wartawan dan ditayangkan langsung di saluran televisi Taiwan.
Sementara calon wakil presiden pasangan Gou, aktris Tammy Lai, harus melepaskan kewarganegaraan AS-nya untuk mendukungnya.
Gou juga tercatat telah mengundurkan diri sebagai pimpinan Foxconn pada 2019 dan mengundurkan diri sebagai anggota dewan pada awal September ini. Namun, ia tetap menjadi pemegang saham terbesar perusahaan pabrik iPhone itu.
Terry Gou, yang merupakan tokoh bisnis terkenal di Taiwan secara internasional, sempat dihilangkan dari publik setelah sebuah surat kabar Tiongkok melaporkan bulan lalu bahwa Tiongkok sedang menyelidiki Foxconn terkait pajak dan masalah lainnya.