Kinerja Investasi di Startup RI Menurun Meskipun Ada Banyak Investor yang Berinvestasi

by -108 Views

Pendanaan untuk startup di Indonesia mengalami penurunan sepanjang tahun 2023 meskipun para investor, termasuk modal ventura, masih memiliki dana yang cukup untuk diinvestasikan. Perusahaan startup dianggap masih membutuhkan rencana profitabilitas yang jelas dan harus membuktikan kepada investor bahwa mereka memiliki strategi keluar.

Hal ini diungkapkan dalam laporan e-Conomy Sea 2023 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Partner dan Kepala Vector di Asia Tenggara Bain & Company, Aadarsh Baijal, mengatakan, pendanaan privat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mencapai level terendah dalam enam tahun terakhir. Ini mengikuti tren global yang menunjukkan peningkatan biaya modal dan tantangan di sepanjang siklus pendanaan.

Di Indonesia, pendanaan privat turun sebesar 87 persen pada paruh pertama tahun 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Sementara itu, penurunan paling kecil terjadi pada pendanaan tahap awal. Baijal menyebut beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain koreksi valuasi secara umum setelah naik selama tahun 2021, ketidakpastian profitabilitas di beberapa perusahaan, dan kurang kondusifnya situasi pasar modal yang dapat menyulitkan investor melakukan exit.

Meskipun investor semakin selektif dalam menanamkan modal, cadangan dana (dry powder) di Asia Tenggara masih aman, yaitu US$15,7 miliar pada akhir tahun 2022, dari US$12,4 miliar pada 2021. Hal ini menunjukkan bahwa masih tersedia “bahan bakar” yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ini.

Layanan keuangan digital tetap menjadi sektor investasi utama karena potensi monetisasinya yang tinggi. Sektor-sektor baru juga mengalami kenaikan investasi, yang menandakan bahwa investor ingin melakukan diversifikasi portofolio.