Penjahat siber sekarang tidak hanya mengincar individu, tetapi juga korporasi dan institusi pemerintahan. Menurut Ignasius Oky, SIEM Product Manager Multipolar Technology, ancaman serangan siber semakin nyata bagi korporasi karena pergeseran aktivitas konsumen dan pegawai ke digital.
Salah satu perubahan perilaku yang diamati adalah bahwa karyawan sekarang membawa data perusahaan pulang ke rumah, yang dulunya semua data berada di kantor. Oleh karena itu, perusahaan perlu perangkat yang dapat membantu penanggung jawab keamanan teknologi informasi untuk memantau perangkat di luar kantor, termasuk saat hari libur.
Tantangan lainnya adalah antarmuka pengguna yang semakin kompleks, termasuk kecerdasan buatan. Bahkan, sekarang sulit untuk membedakan antara sistem dan manusia. Selain itu, penguasaan sumber daya manusia juga menjadi faktor penting. Tim keamanan siber perlu terus dilatih karena teknologi terus berkembang.
Untuk menghadapi tantangan ini, ada beberapa produk IT yang dapat digunakan. Salah satunya adalah platform yang berfungsi sebagai CCTV untuk memantau aktivitas siber di jaringan perusahaan. Platform tersebut bekerja dengan menganalisis apakah aktivitas tersebut negatif atau positif yang dapat memicu insiden keamanan.
Selain itu, solusi lainnya adalah perlindungan terhadap perangkat yang sudah terinfeksi malware sebelum terhubung ke sistem perusahaan. Kita tidak tahu apakah perangkat tersebut sudah terinfeksi malware atau ransomware. Dalam hal ini, perusahaan itu sendiri dapat menjadi pintu masuk utama bagi para hacker.
Dalam penanggulangan ancaman siber ini, perusahaan dapat bekerja sama dengan IBM yang akan menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi risiko apa saja yang berpotensi menjadi ancaman siber.
Artikel Selanjutnya:
Hacker China Unjuk Gigi, Bobol Microsoft dan Deplu AS
(dem/dem)