Keamanan siber saat ini masih merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh berbagai sektor industri di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, kondisi pertahanan siber Indonesia belum mencapai rata-rata global yang memprihatinkan.
Melihat hal tersebut, Ignasius Oky, SIEM Product Manager Multipolar Technology, mengatakan bahwa penguatan sumber daya manusia sangat penting dalam meningkatkan keamanan dari serangan siber. Sumber daya manusia dapat digunakan untuk melakukan pemantauan secara berkala terhadap perkembangan kejahatan siber. Teknologi yang canggih dan kemampuan sumber daya manusia tidak akan efektif jika tidak ada perawatan, kunjungan berkala, dan pemantauan yang terus-menerus. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya celah baru ketika terjadi insiden atau serangan siber.
Oleh karena itu, diperlukan edukasi dan pelatihan dari satu industri ke industri lain untuk menjamin keamanan siber. Hal ini akan memungkinkan sumber daya manusia di setiap industri untuk saling memahami celah-celah baru yang menjadi kejahatan siber. Selain itu, kesadaran tentang keamanan siber juga penting dalam membangun literasi, teknologi, sumber daya, dan awareness di berbagai industri.
Dalam beberapa tahun terakhir, pelanggaran data atau data breach telah menyebabkan kerugian rata-rata sebesar US$4,45 juta pada tahun 2023, yang meningkat 15% dalam 3 tahun terakhir. Dunia teknologi juga terus mengalami perkembangan, namun tetap tidak terbebas dari kejahatan siber.
Dalam menghadapi tantangan keamanan siber, perlu adanya kerjasama antarindustri untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran tentang keamanan siber. Hal ini akan membantu mencegah celah keamanan baru dan melindungi sumber daya informasi yang berharga.