Kekuatan China Semakin Bertambah Tanpa Perlawanan Joe Biden

by -169 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – China sedang berusaha untuk mengurangi ketergantungan mereka pada chip dari Amerika Serikat (AS). Sebuah laporan mengungkapkan bahwa dua produsen chip China saat ini sedang dalam tahap awal untuk memproduksi semikonduktor memori bandwidth tinggi (high bandwidth memory atau HBM).

Kedua perusahaan tersebut adalah CXMT dan Wuhan Xinxin. Keduanya merupakan penerima dana dari pemerintahan Xi Jinping.

Reuters melaporkan bahwa CXMT telah berhasil mengembangkan sampel chip HBM. Perusahaan raksasa chip DRAM tersebut bekerja sama dengan Tongfu Microelectronics, yang merupakan perusahaan pengemasan dan pengujian chip.

Di sisi lain, Wuhan Xinxin sedang membangun pabrik dengan kapasitas produksi 3.000 wafer HBM 12 inci per bulan. Dokumen dari database Qichacha mengungkapkan bahwa konstruksi fasilitas ini dimulai pada bulan Februari lalu.

Berdasarkan laporan, CXMT dan sejumlah perusahaan chip China juga melakukan pertemuan rutin dengan perusahaan peralatan semikonduktor dari Korea Selatan dan Jepang. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membeli peralatan pengembangan HBM.

Baik CXMT maupun Tongfu Microelectronics enggan memberikan komentar terkait laporan tersebut. Wuhan Xinxin juga tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar, sedangkan perusahaan induk NAND YMTC menyatakan bahwa mereka tidak mampu memproduksi HBM secara massal.

Huawei juga dilaporkan akan memulai produksi chip HBM pada tahun 2026 mendatang. Perusahaan ini yang sebelumnya telah disanksi oleh AS akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan China lainnya.

Sebelumnya, The Information melaporkan bahwa Huawei memimpin sejumlah perusahaan untuk mengembangkan HBM. Salah satunya adalah Fujian Jinhua Integrated Circuit, perusahaan yang juga mendapat sanksi dari AS.

China semakin giat dalam mengembangkan chip canggih secara mandiri sebagai respons terhadap pembatasan AS terhadap ekspor chip canggih dan alat pembuat chip canggih ke China. Persaingan antara China dan AS dalam industri chip semakin ketat, terutama dalam perlombaan untuk memimpin industri kecerdasan buatan (AI) yang diharapkan akan membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia di masa depan.