ByteDance yang merupakan perusahaan induk TikTok di China sedang mengembangkan platform open source yang memungkinkan pengguna untuk membuat chatbot mereka sendiri.
Perusahaan ini ingin ikut serta dalam tren kecerdasan buatan generatif di tengah persaingan yang ketat setelah peluncuran ChatGPT tahun lalu.
Platform pengembangan bot akan diluncurkan dalam format beta untuk publik pada akhir bulan ini, menurut memo internal yang dikutip dari South China Morning Post.
Langkah ini sejalan dengan visi strategis baru perusahaan untuk mengeksplorasi produk AI generatif baru dan bagaimana mereka dapat berintegrasi dengan produk yang sudah ada.
Selain itu, ByteDance telah mengembangkan generator teks-ke-gambar sendiri yang mirip dengan Midjourney.
Perusahaan ini telah menggunakan beberapa bentuk AI di balik layar sejak lama dan algoritma rekomendasinya dianggap sebagai “saus rahasia” di balik kesuksesan TikTok.
ByteDance kini memasuki pasar negara berkembang yang menawarkan model bahasa besar (LLM) sebagai sebuah layanan.
Beberapa raksasa teknologi lainnya juga telah melakukan hal serupa, termasuk OpenAI, startup yang didukung Microsoft di balik ChatGPT. Bulan lalu, mereka mulai mengizinkan semua pengguna membuat versi khusus ChatGPT untuk tugas tertentu, tanpa memerlukan pengalaman coding.
Persaingan untuk mendominasi industri AI semakin ketat antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pemerintahan Joe Biden bahkan terang-terangan mengeluarkan instrumen kebijakan yang seakan melumpuhkan upaya China dalam mengembangkan teknologi tersebut.
Salah satunya dengan memblokir China untuk mendapatkan akses chip AI serta alat manufaktur chip-nya. Namun, Xi Jinping tetap optimis industri AI China bisa berkembang secara mandiri tanpa perlu bergantung pada teknologi AS.
Upaya ByteDance untuk mengembangkan chatbot AI sendiri bisa dibilang sebagai langkah ambisius. Selain induk TikTok, beberapa perusahaan China lain yang juga gencar mengembangkan layanan AI generatif adalah Baidu dan Alibaba.