Jakarta, CNBC Indonesia-PT Pertamina (Persero) berhasil membuat program kompetisi Pertamina Muda (Pertamuda) Seed & Scale. Pertamuda atau Pertamina Seed and Scale 2023 adalah sebuah program dari Pertamina yang merupakan kompetisi ide bisnis untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2023 ini ada dua kategori, yaitu Early Stage Startup dan Energy Founder. Early Stage Startup adalah kategori untuk bisnis rintisan dapat berupa bisnis yang masih berada pada tahap ideasi atau bisnis pada tahap yang masih bergantung pada seed funding. Sementara kategori Energy Founder adalah kategori yang diperuntukkan khusus sebagai founder dengan ide bisnis bidang energi.
Salah satu pemenang kategori Founder adalah Winergy, yang memberikan solusi penyediaan listrik yang andal bagi UKM tambak udang maupun daerah yang belum terelektrifikasi. Dengan solusi All-in-One mulai dari konstruksi hingga monitoring melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Piko – Mikro Hidro.
Agustinus Yudhistira, W.S. Mahasiswa Teknik Tenaga Listrik Institut Teknologi Bandung ini memikirkan cara agar listrik tetap hidup tanpa mati atau kedit.
“Teknologi yang kami usung menggunakan turbin dengan head rendah sehingga dapat diterapkan pada hampir seluruh kondisi aliran air. Model bisnis berbasis subscription melalui pembayaran listrik memastikan solusi yang kami tawarkan terjangkau bagi pengguna dan tentunya menguntungkan,” katanya usai menerima penghargaan di Kuta, Bali.
Menurutnya, petambak udang maupun desa – desa membutuhkan jaringan listrik yang reliable namun belum semua daerah memiliki tingkat elektrifikasi yang baik.
“Jadi kami cari cara bagaimana mengembangkan turbin yang sudah ada, kami bergerak di air, tapi turbin yang sudah ada kami kembangkan. Jadi turbinnya itu punya head atau ketinggian yang rendah karena turbin membutuhkan bendungan, cuma bendungan disini relative lebih rendah jadi solusi yang kami tawarkan lebih aplikatif jadi menjangkau hampir semua,” ujarnya.
Sebelum membuat energi listrik andal, ia sendiri telah mempelajari penyebab kematian udang di salah satu tambah udang di Jawa Barat. Tambah udang membutuhkan oksigen sepanjang hari dari kincir yang berputar. Sementara kincir yang digerakkan oleh tenaga listrik terkadang macet atau berhenti berputar ketika aliran listrik mati.
“Mati sedikit saja, para pembudidaya udang bisa rugi banyak makanya kami cari cara energi baru terbarukan yang reliabel dengan yang lain,” pungkasnya.
Padahal listrik yang dibayar per bulan mencapai Rp 18 juta namun keandalannya belum mampu memenuhi kebutuhan pembudidaya udang. Lewat ajang Pertamuda Seed and Scale ini ia mampu menuangkan gagasannya dan mewujudkannya untuk membantu pembudidayaan udang di daerah tempat tinggalnya.
Hanya saja diakui, ia bersama tim hanya memiliki dasar teknik dalam membuat program atau produk, namun dari sisi bisnis agar dapat dikomersialkan ia membutuhkan tim yang mampu di bidang bisnis dan manajemen. Wawasan itu yang ia peroleh dari mengikuti ajang ini.
Ketika ia bertemu dengan investor lewat sesi link and match dengan investor, pikirannya terbuka bahwa pandangan investor terhadap suatu produk dan jasa berbeda dengan pandangan teknis dari mereka. Maka dari itu ke depannya ia membutuhkan tim yang memahami tentang bisnis dan manajemen untuk pengembangan inovasinya itu.
(Gambas:Video CNBC)
(dpu/dpu)