CEO Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp), Mark Zuckerberg membantah tuduhan monopoli atas perusahaan media sosialnya dalam persidangan FTC. Menurutnya, kompetisi sengit dengan TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance dari China, merupakan ancaman terbesar bagi Facebook dan Instagram. TikTok, yang menjadi aplikasi paling banyak diunduh sepanjang tahun 2024, berhasil menggeser popularitas Instagram. Menyikapi pertumbuhan TikTok yang mengkhawatirkan, Zuckerberg melihat tantangan yang harus dihadapi Meta untuk bersaing dengan aplikasi tersebut.
Dalam sidang yang berlangsung selama 2 hari, Zuckerberg didesak oleh FTC terkait akuisisi Instagram dan WhatsApp oleh Meta pada tahun 2020 dengan tuduhan monopoli. Namun, Meta berdalih bahwa mereka masih dalam persaingan ketat dengan platform media sosial lain seperti TikTok, YouTube, dan lainnya. Hansen, kepala pengacara Meta, menyoroti bahwa sebelum diakuisisi, Instagram dan WhatsApp memang memiliki potensi sukses sebagai layanan independen.
Zuckerberg juga membagikan pertimbangan menjadi membeli Instagram daripada Path sebagai contoh analisis “bangun atau beli”. Path, yang dianggap sebagai pesaing langsung, memiliki potensi untuk mengancam posisi Meta. Menariknya, Zuckerberg mengungkapkan detail pertemuan dengan pendiri WhatsApp yang menunjukkan bahwa tidak ada niatan untuk mengembangkan layanan jejaring sosial di luar pesan singkat. Dengan segala argumen yang diajukan, Meta berjuang untuk membuktikan bahwa mereka tidak melanggar hukum anti-monopoli dalam persaingan ketat di ranah media sosial.