Petaka Tarif Trump: Pabrik Baju China Terancam Bangkrut

Dalam dunia perdagangan global, Ecommerce China dengan barang super murah seperti Temu dan Shein telah meraih popularitas yang luar biasa. Namun, perang tarif Trump dan penghapusan kebijakan ‘de minimis’ telah menimbulkan tantangan yang besar bagi kedua perusahaan ini. Temu mengalami penurunan peringkat yang signifikan setelah mengumumkan penutupan iklan Google Shopping di AS, sedangkan Shein juga mulai menunjukkan tanda-tanda kesulitan.

Kedua perusahaan ini dikenal dengan skema penjualan langsung dari produsen ke konsumen tanpa perantara, sehingga mampu menawarkan barang-barang super murah. Shein, khususnya, telah membawa berkah bagi penduduk di wilayah selatan Guangzhou, China, yang dikenal sebagai ‘Desa Shein’, dengan ratusan pabrik yang memproduksi pakaian murah.

Namun, penghapusan kebijakan de minimis AS dan tarif Trump telah membuat suasana gelap di Desa Shein, dengan penurunan drastis dalam pemesanan. Beberapa pemilik pabrik bahkan telah mempertimbangkan untuk memindahkan produksi ke Vietnam untuk menghindari dampak konflik geopolitik antara China dan AS. Meski Shein sendiri membantah rencana perpindahan rantai pasokan, namun isu ini tetap menjadi perhatian besar.

Pindah ke Vietnam mungkin merupakan langkah strategis untuk mengatasi tarif dan kebijakan yang merugikan, namun hal ini juga menimbulkan tantangan baru. Dengan biaya produksi dan waktu yang lebih lama, Shein harus mempertimbangkan dengan cermat dampak dari diversifikasi fasilitas manufaktur mereka. Meskipun demikian, model bisnis Shein yang inovatif tetap menjadi daya tarik tersendiri, meski memindahkan basis produksi ke tempat lain akan memunculkan berbagai masalah baru.

Para pengusaha lokal di Desa Shein, seperti Mr Li, terpaksa harus mempertimbangkan pilihan sulit untuk menghadapi situasi yang tidak menguntungkan. Entah harus bangkrut atau memilih untuk memindahkan produksi ke luar China. Ini hanya menyiratkan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi oleh perusahaan seperti Shein dalam menghadapi perubahan kebijakan dan tarif dalam lingkungan perdagangan global yang terus berubah.

Source link