Eksekutif perusahaan kripto memperkirakan bahwa ketegangan perdagangan internasional yang semakin meningkat berpotensi mempercepat adopsi kripto institusional. David Siemer, CEO Wave Digital Assets, menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi biasanya mendorong minat institusional dalam aset digital sebagai strategi diversifikasi. Menurut laporan Binance, Bitcoin telah menunjukkan ketahanan di tengah pasang surut pasar, menunjukkan potensi kripto sebagai lindung nilai terhadap gangguan geopolitik.
Berbagai eksekutif juga melihat protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) sebagai alternatif yang dapat mengakses kredit, hasil, dan modal tanpa batas. Roberts-Huntley dari Concrete & Glow Finance menekankan bahwa DeFi dapat meningkatkan interoperabilitas dan ketahanan terhadap penyensoran bagi para inovator di industri kripto. Namun, harga kripto di masa depan akan tetap tercermin dari situasi pasar yang lebih luas, sesuai dengan pendapat Aurelie Barthere, seorang analis riset di Nansen.
Pada tanggal 9 April 2025, Presiden Trump mengumumkan penangguhan sementara sebagian tarif impor sambil meningkatkan pungutan atas barang impor dari Tiongkok. Hal ini berdampak pada melonjaknya indeks saham terbesar AS, S&P 500, dan harga serta kapitalisasi pasar Bitcoin yang meningkat sekitar 8% pada akhir hari perdagangan. Peristiwa ini menunjukkan hubungan antara peristiwa geopolitik dengan pasar kripto dan saham di Amerika Serikat secara keseluruhan.
