Apple, sebagai perusahaan terbesar di dunia, kini telah tergeser posisinya oleh Microsoft. Hal ini terjadi karena kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap banyak negara, termasuk China. Dampak dari kebijakan tersebut membuat impor komponen dari China menjadi lebih mahal, padahal Apple banyak merakit iPhone dari negara tersebut. Kondisi ini membuat saham Apple turun 23% selama 4 hari berturut-turut, sehingga kapitalisasi pasarnya menyusut menjadi US$2,59 triliun. Sementara itu, Microsoft mengalami kenaikan nilai kapitalisasi pasar menjadi US$2,64 triliun, membuatnya menjadi perusahaan terbesar di dunia.
Sebelum krisis ini, Apple, Microsoft, dan Nvidia semua memiliki kapitalisasi pasar di atas US$3 triliun. Penurunan nilai saham Apple juga dipengaruhi oleh persaingan sengit dengan produsen HP asal China, yang membuat pengapalan iPhone merosot 12,6% secara tahun-ke-tahun. Prediksi dari analis UBS mengindikasikan bahwa harga iPhone 16 Pro Max bisa naik hingga US$350. Di sisi lain, Microsoft juga menghadapi tantangan dengan prediksi pendapatan yang mengecewakan, meskipun belum lama sebelumnya pihak analis menurunkan target harga untuk saham perusahaan software tersebut.
Meskipun demikian, Microsoft dianggap tidak terlalu terdampak oleh ketidakpastian tarif pemerintahan Trump. Pada awal 2024, Microsoft pernah menjadi perusahaan terbesar di dunia sebelum kembali direbut oleh Apple. Belum diketahui apakah Apple bisa bangkit dari krisis ini dan kembali menjadi perusahaan terbesar di dunia. Situasi ini patut untuk kita tunggu perkembangannya!