Fernando Alonso, seorang pembalap Formula 1 yang pernah mengendarai mobil bertenaga V10, mengungkapkan pandangannya tentang kembalinya mesin tersebut di masa depan. Meskipun ia merindukan era V10 dan V8, Alonso menolak ide tersebut karena melihat kemajuan teknologi yang telah membuat mesin saat ini lebih efisien. Menurutnya, hal ini merupakan kemajuan positif dalam olahraga dan tidak ada gunanya untuk mundur ke era yang telah berlalu.
Perdebatan seputar kembalinya mesin V10 mencuat ketika Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, menyatakan kemungkinan hal tersebut terjadi pada tahun 2028, meskipun sebelumnya di tahun 2026 akan dilakukan peralihan ke mesin hibrida yang membutuhkan investasi besar dari para produsen. Audi, setelah mengakuisisi tim Sauber, secara tegas mendukung perubahan regulasi 2026 ini.
Dalam menghadapi kontroversi tersebut, Nikolas Tombazis dari FIA menegaskan pentingnya keadilan dalam mengambil keputusan. Meskipun mayoritas mendukung, FIA selalu memastikan bahwa semua pihak dihormati dan bukan hanya mengikuti suara mayoritas. Toto Wolff dari Mercedes juga mempertanyakan proposal tersebut, terutama setelah kedatangan Audi, yang membuat Formula 1 terlihat belum mantap dalam keputusan strategisnya.
Sebagai pembalap berpengalaman dan mantan juara dunia, pandangan Alonso memberikan wawasan yang cukup berharga dalam perdebatan tersebut. Meskipun nostalgia terhadap era V10 masih kuat, ia mengakui bahwa melihat ke depan dan memanfaatkan inovasi teknologi terbaru adalah langkah yang seharusnya diambil oleh Formula 1 untuk tetap relevan dan kompetitif.