China baru-baru ini mengumumkan penemuan 100 juta ton minyak di dasar Laut China Selatan, yang “berada di atas” wilayah perairan Indonesia. China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) telah berhasil menemukan ladang minyak besar di zona tersebut. Sumur uji di Huizhou 19-6 menyedot ratusan barel minyak mentah dan diprediksi terdapat cadangan yang lebih besar. Situs penemuan tersebut terletak sekitar 170 kilometer dari pantai Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan, dan berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif China.
Laut China Selatan merupakan kawasan strategis yang diperdebatkan karena sumber daya alamnya yang melimpah, termasuk cadangan minyak yang besar. China telah melakukan eksplorasi yang sangat dalam dengan teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan energi mereka, meskipun menimbulkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan. Grup lingkungan telah mengingatkan tentang risiko pengeboran di perairan dalam dan ancaman terhadap ekosistem laut.
Dalam hal keberlanjutan dan perubahan iklim global, China telah memberikan komitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Namun, penemuan 100 juta ton minyak jelas akan mempersulit pencapaian target tersebut. Meskipun demikian, China tetap menjadi pemimpin eksplorasi laut dalam secara global. Kedepannya, apakah penemuan ini akan memicu ketegangan regional atau meningkatkan stabilitas energi masih menjadi pertanyaan. Perlombaan untuk mendapatkan sumber daya laut dalam terus berlanjut, menunjukkan bahwa tantangan terkait eksploitasi sumber daya alam masih akan berlangsung.
