Misteri Temuan Kuno di China: Transformasi Sejarah?

by -26 Views

Penemuan spesies nenek moyang manusia di China telah mengubah pandangan sejarah panjang peradaban manusia. Menurut para peneliti, spesies Homo Juluensis ditemukan di Xujiayao, Cina Utara. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Mei 2024, Christopher Bae dari Universitas Hawai’i dan Xiuju Wu dari Institut Paleontologi Vertebrata menemukan sekelompok fosil hominin yang unik. Fosil ini memiliki tengkorak besar dan lebar, dengan fitur yang mirip dengan Neanderthal serta beberapa ciri-ciri manusia modern dan Denisovan. Peneliti menyebut fosil ini sebagai bentuk baru hominin berotak besar yang menyebar di sebagian besar Asia timur pada kuartal akhir 300 ribu hingga 500 ribu tahun yang lalu.

Spesies Juluensis diyakini hidup sekitar 220 ribu hingga 100 ribu tahun yang lalu. Temuan Bae dan Wu membuka wacana baru mengenai Homo Purba dengan membagi empat spesies menjadi H. floresiensis, H. luzonensis, H. longi, dan H. juluensis. Studi ini menunjukkan bahwa spesies ini kemungkinan merupakan hasil perkawinan dari beberapa hominin lain dari Plesitosen Tengah, termasuk Neanderthal. Temuan serupa telah terungkap sebelumnya pada tahun 1974 di Xujiayao, di mana ditemukan 10 ribu artefak baru dan 21 fragmen fosil hominin yang mewakili 10 individu berbeda. Penemuan ini menunjukkan adanya populasi hominid baru di wilayah itu, yang kemudian diberi nama Juluren, yang berarti manusia kepala besar. Penemuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru mengenai sejarah manusia, tetapi juga memicu diskusi lebih lanjut mengenai terminologi dan klasifikasi dari spesies Homo Purba.