Tanda Kehancuran Tesla: China Biang Keroknya

by -11 Views

China terus memimpin dalam inovasi teknologi dengan perusahaan otomotifnya BYD yang sedang mengembangkan teknologi kendaraan otonom melalui DeepSeek. Sementara itu, saham perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Tesla, mengalami penurunan signifikan hingga 6% dalam beberapa hari terakhir. Harga saham Tesla merosot menjadi US$ 328,50 (Rp 6,2 jutaan) dan kapitalisasi pasarnya turun lebih dari US$ 200 miliar (Rp 3,2 triliun). DeepSeek, perusahaan AI yang sedang naik daun, akan menyediakan sistem Autopilot pada hampir semua mobil baru BYD.

Seiring dengan perkembangan ini, investor mulai khawatir bahwa Tesla dan Elon Musk akan tertinggal oleh pesaingnya. Ada tambahan kecemasan setelah laporan menyebutkan bahwa Musk memimpin kelompok investor yang ingin mengambil alih OpenAI. Sementara Tesla masih perlu pengemudi manusia di belakang kemudi, BYD telah mengumumkan bahwa 21 model kendaraan baru mereka akan memiliki fitur kendaraan otomatis, termasuk parkir otomatis dan navigasi jalan raya.

Tesla sendiri berencana untuk meluncurkan “Sistem Pengemudi Mandiri Penuh Tanpa Pengawasan” dan layanan robotaxi di Austin, Texas, pada Juni 2025. Namun, persaingan dengan Waymo, Alphabet, dan pemain China lainnya di bidang robotaxi semakin ketat. Menurut analis Morgan Stanley, persaingan ini akan mempercepat menuju komersialisasi robotaxi. Di tengah persaingan ini, BYD terus menunjukkan inovasinya dalam mobil listrik dan otomasi. Jadi, perang teknologi di pasar mobil otonom semakin gila, sementara Eropa menekan penguasaan China di pasar tersebut.