Gaspol China Menaklukkan Eropa Meskipun Dalam Pengepungan Terberat

by -64 Views

Pembuat mobil listrik (EV) China tetap melanjutkan aktivitasnya meskipun terhambat oleh kenaikan tarif impor ke Eropa. Salah satu produsen EV China, Xpeng, menyatakan komitmennya untuk beroperasi jangka panjang di wilayah tersebut.

“Rencana kami untuk pasar Eropa adalah jangka panjang,” kata wakil ketua dan wakil presiden Xpeng, Brian Gu, seperti dilansir dari CNBC Internasional, Rabu (16/10/2024).

Dia menambahkan bahwa perusahaan akan mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut sehingga Xpeng tetap kompetitif. Xpeng sedang mengevaluasi beberapa aspek strategi bisnis terkait dampak tarif impor baru, terutama terkait produk, model bisnis, dan harga.

Belum ada konfirmasi apakah Xpeng akan menaikkan harga produknya setelah tarif impor baru diterapkan di Eropa. Brian Gu mengatakan bahwa perusahaan sedang mengevaluasi berbagai area dan mencoba untuk mengoptimalkannya.

Pada bulan Juni, Uni Eropa mengumumkan kenaikan tarif impor kendaraan listrik dari China dengan alasan pemain asal China mendapatkan keuntungan besar dari subsidi yang dianggap tidak adil dan mengancam pasar Eropa. Tarif baru sementara ini telah berlaku sejak Juli dan mengalami revisi pada bulan September setelah adanya bukti yang mendukung tindakan tersebut.

Beberapa perusahaan, seperti Tesla, mengkritik kebijakan tersebut. Tesla menyuarakan kekhawatiran terkait kendaraan buatan China dan akhirnya tarif diturunkan dari 20,8% menjadi 7,8%.

Wakil presiden eksekutif BYD, Stella Li, menyebut tarif baru sebagai keputusan yang tidak adil dan dibuat berdasarkan perhitungan yang salah. Li juga menegaskan bahwa keputusan Uni Eropa tersebut tidak adil dan sebaiknya menjauh dari kebijakan tarif yang dapat menambah biaya produksi dan membingungkan industri otomotif.

Artikel ini disadur dari CNBC Indonesia.