Data Center di Negara Tetangga Banjir Investasi, Sedangkan di RI Jumlahnya Minim

by -810 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Negara tetangga Indonesia kini menjadi tujuan investasi pusat data perusahaan teknologi global, khususnya di Malaysia.

Menurut catatan kami, Malaysia menjadi negara destinasi yang paling banyak dituju untuk investasi pusat data. Banyak perusahaan yang menyasar negara tersebut untuk membangun pusat data regional mereka di Asia Tenggara.

Lalu perusahaan mana saja yang sudah menyatakan komitmennya untuk investasi pusat data di negara tetangga Indonesia? Berikut kami rangkum investasi data center di Malaysia.

Oracle

Perusahaan cloud asal Amerika Serikat, Oracle, baru saja mengumumkan rencana investasi di Malaysia dengan jumlah lebih dari 6,5 miliar dolar AS. Dana tersebut digunakan untuk mendirikan cloud regional publik pertamanya di Malaysia.

Cloud regional rencananya akan membantu organisasi di Malaysia memodernisasi aplikasi mereka, memindahkan beban kerja mereka ke cloud, dan berinovasi dengan data, analitik, dan kecerdasan buatan (AI).

Google

Google juga menyatakan komitmen investasi sebesar 2 miliar dolar AS di Malaysia. Investasi tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data dan wilayah cloud pertama di negara tersebut, seiring dengan meningkatnya permintaan kecerdasan buatan (AI) dan layanan cloud regional.

Pusat data ini akan mendukung layanan digital untuk konsumen Google, seperti Search, Maps, dan Workspace. Sementara Cloud akan menyediakan layanan kepada perusahaan dan organisasi di sektor publik dan swasta.

Amazon Web Services (AWS)

Jumlah investasi AWS di Malaysia mencapai 29,2 miliar ringgit, ini adalah jumlah investasi terbesar yang dibuat oleh raksasa teknologi global di Malaysia.

Investasi ini mencakup beberapa komponen utama, yaitu berinvestasi dalam membangun pusat data fisik di Malaysia, membuka lebih dari 3.500 lapangan pekerjaan di Malaysia, dan AWS telah menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Cloud dengan Pemerintah Malaysia untuk meningkatkan adopsi cloud di sektor publik.

ByteDance

ByteDance yang merupakan induk TikTok, juga berencana menggelontorkan dana sebesar 2,13 miliar dolar AS untuk membangun pusat kecerdasan buatan (AI) di Malaysia.

Hal tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Perdagangan Malaysia beberapa waktu lalu. Sebagai bagian dari kesepakatan, ByteDance akan melakukan ekspansi fasilitas pusat data di Johor, melalui investasi tambahan senilai 1,5 miliar ringgit.

Microsoft

Mei lalu, Microsoft mengumumkan akan berinvestasi sebesar 2,2 miliar dolar AS selama empat tahun ke depan untuk mendukung transformasi digital Malaysia.

Investasi Microsoft meliputi pembangunan infrastruktur cloud dan kecerdasan buatan (AI) di Malaysia, menciptakan peluang keterampilan kecerdasan buatan (AI) untuk 200.000 orang tambahan di Malaysia, dan memperkuat kemitraan dengan Pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber negara tersebut.

Di Indonesia, Microsoft juga mengumumkan rencana investasi untuk infrastruktur cloud dan kecerdasan buatan (AI). Namun, nilainya masih di bawah investasi di Malaysia yaitu sebesar 1,7 miliar dolar AS.

RI Mau Rebut

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan pemerintah akan segera menerbitkan revisi PP 71 mengenai kewajiban menempatkan data di Indonesia untuk menarik investasi di bidang pusat data.

Aturan tersebut direvisi supaya lebih menarik, karena Indonesia harus bersaing dengan negara lain. Dengan Malaysia misalnya, yang dikenal menarik banyak investor karena memberikan harga listrik murah. Indonesia, menurut Budi, juga harus berkompetisi dengan negara tetangga.

“Listrik di Johor 8 sen per kWh, kita harus bersaing. Kita bersaing dengan negara lain tentang hal-hal seperti listrik, dan mereka bebas pajak barang modal untuk CPU dan GPU,” ujar Budi usai konferensi pers, di Jakarta, Selasa.

(dem/dem)