Kiamat Satpam Mendekat di Amerika: Tanda-tandanya Kencang

by -97 Views

Teknologi otomatisasi dan robot memunculkan kekhawatiran soal nasib manusia. Beberapa pekerjaan terancam punah, seperti buruh pabrik, driver online, hingga terbaru petugas keamanan.

Di Amerika Serikat (AS), beberapa wilayah sudah mulai mengimplementasikan robot satpam yang dilengkapi berbagai sensor untuk patroli di beberapa komplek perumahan dan gedung apartemen.

Penampakan robot bisa terlihat di New York hingga Hawaii. CNN International melaporkan kekhawatiran muncul tak cuma soal pekerjaan manusia yang hilang, tetapi juga isu privasi masyarakat.

Ada juga pertanyaan yang muncul terkait efektivitas robot satpam. Banyak yang masih ragu apakah robot satpam benar-benar mampu menjaga keamanan publik, atau satpam manusia masih lebih unggul.

Para pakar dan produsen mengatakan robot satpam sejatinya berperan sebagai pendamping satpam manusia. Dengan teknologi canggih, robot satpam diklaim bisa memudahkan pekerjaan satpam manusia.

Pasalnya, robot satpam memiliki beberapa tool yang bisa melengkapi kekurangan manusia. Berikut daftarnya:

– Perekaman video 360 derajat dengan resolusi tinggi
– Pengenalan plat kendaraan
– Pendeteksi sinyal untuk perangkat mobile
– Perekaman audio dua arah
– Pendeteksian gerakan dan objek fisik di depan robot, serta menghindari tabrakan
– Pendeteksian lingkungan, seperti sensor asap dan karbonmonoksida
– Navigasi di berbagai situasi berbahaya

Robot satpam bisa beroperasi 24 jam penuh dalam sepekan dan melakukan tugas berulang, seperti duduk atau jalan di rute yang sama.

Robot satpam juga memungkinkan satpam manusia untuk lebih fokus ke tugas-tugas yang membutuhkan empati dan simpati.

Salah satu robot satpam yang paling populer adalah K5, buatan perusahaan robotik asal California, Knightscope. Perusahaan menegaskan K5 tidak dilengkapi peralatan atau senjata mematikan.

Selain K5, ada juga robot satpam buatan Cobalt AI, yakni perusahaan AI dan robotik. Produknya bisa membuat robot patrol di lingkungan outdoor maupun indoor.

Ada pula layar built-in yang bisa merekam interaksi manusia secara real-time. Dengan begitu, petugas di ruang monitor bisa berkomunikasi secara remote dengan robot di lapangan.

Boston Dynamics juga mengembangkan seri robot bernama ‘Spot’ yang lebih banyak digunakan di kepolisian, pabrik, dan perusahaan konstruksi. Tugas-tugas utamanya meliputi pendeteksian gas berbahaya seperti karbonmonoksida, hingga navigasi lokasi-lokasi berbahaya yang tak aman bagi manusia.

Robot-robot keamanan ini bisa ditemukan wara-wiri di jalanan seputar Atlanta dan San Diego, di antara wilayah-wilayah lain.

Pada 2023, Wali Kota New York Eric Adams dan Departemen Kepolisian New York (NYPD) memperkenalkan robot K5 untuk melakukan patroli di sekitar Times Square dan sistem transportasi.

Robot-robot itu masih harus ditemani petugas manusia. Pada Februari, NYPD mengatakan K5 sudah selesai uji coba dan tak akan melanjutkan patrolinya. Tak jelas apa alasan K5 tak diteruskan untuk menemani petugas kepolisian.

Awal tahun ini, Kepolisian Massachusetts memperkerjakan robot Spot dalam kebuntuan tujuh jam dengan tersangka di Boston, menurut afiliasi CNN. Si robot terkena peluru ketika mencoba menemukan pria bersenjata itu.

Tiga robot K5 mulai diperkerjakan pula di San Diego sejak awal tahun ini, menurut afiliasi CNN. Sati bertugas memonitor area di apartemen Claremont selama 24/7 untuk menjaga keamanan penghuni, menurut operator robot.

Awal bulan ini, gedung apartemen di Atlanta juga memperkerjakan robot K5 untuk memonitor area luar apartemen, menurut afiliasi CNN.

Bahaya Robot Satpam

Stanley dari ACLU mengatakan robot satpam bisa menjadi mimpi buruk untuk privasi masyarakat.

“Jika robot satpam ini membuat keputusan siapa yang diintai berdasarkan AI, akan ada pertanyaan besar terkait keamanan profiling, keadilan, dan transparansi,” kata dia.

Kurangnya transparansi pada algoritma dan intelijen robot menjadi kekhawatiran Stanley. Jika ada seseorang yang berinteraksi dengan robot, harus ada perlindungan hukum yang ditetapkan untuk petugas operator robot, menurut dia.

Executive VP di Center for a New American Security, Paul Scharre, mengatakan masyarakat harus mulai memikirkan bagaimana cara berinteraksi dengan robot, seiring dengan makin canggihnya teknologi.

“Hal yang harus dipikirkan ketika memperkerjakan robot satpam adalah bagaimana berinterkasi dengan teknologi itu, bagaimana memanfaatkannya, dan bagaimana orang-orang meresponsnya?” kata dia.

Robot keamanan yang makin canggi di masa depan harus disertai aturan yang lebih mengikat. Jangan sampai masalah-masalah yang muncul di kemudian hari tak bisa diatasi karena tak ada upaya pencegahannya.

Saat ini, robot-robot yang sudah ada belum sempurna dan masih bisa emgnalami malfungsi. Pada 2016 lalu, K5 tiba-tiba jatuh dan melukai anak kecil di mal California. Tahun berikutnya, K5 menjatuhkan dirinya ke air terjun di gedung kantor Washington. Hal-hal semacam itu perlu diperbaiki untuk bisa mengimplementasikan robot-robot ini di masa depan secara massal.

“Susah bagi saya membayangkan robot-robot ini akan bekerja dalam skala besar dalam waktu dekat, ketika ada teknologi lain yang sudah bisa membantu sistem keamanan, dan tentu saja ada manusia nyata yang bisa melakukan pekerjaan itu,” kata Scharre.