Produsen smartphone saat ini berlomba-lomba untuk menyajikan berbagai fitur kecerdasan buatan (AI) dalam seri ponsel mereka.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa HP Android lebih unggul dibandingkan iPhone dalam hal fitur AI. Banyak produsen HP Android yang kini secara khusus menyediakan AI dalam perangkat seluler mereka, seperti Samsung dengan Galaxy AI dan Google Pixel dalam seri terbaru Pixel 9.
Google memastikan bahwa fitur AI generatif tersedia di seluruh seri Pixel 9, termasuk penyediaan Gemini Live. Pengguna seri Pixel 9 dan Pixel 9 Pro Fold dapat menggunakan Gemini Advance secara gratis selama setahun.
Google juga menambahkan banyak fitur AI untuk kamera dan pengeditan foto. Misalnya, fitur ‘Add Me’ yang menggabungkan beberapa foto untuk foto grup, serta Guided Frame yang membantu pengguna dengan keterbatasan penglihatan atau kebutaan dalam menyelaraskan wajah saat mengambil foto.
Sementara itu, Samsung memiliki Galaxy AI yang sudah diluncurkan sejak awal tahun ini.
Saat ini, Galaxy AI telah hadir di HP seri flagship seperti Galaxy S24 Series, Z Flip6, Z Fold6, Galaxy S23 Series, Z Flip5, ZFold5, Tab S9, S9 Plus, dan S9 Ultra.
Salah satu fitur dalam Galaxy AI adalah Interpreter yang membantu pengguna dalam berkomunikasi dengan orang asing. Di Z Fold 6 dan Flip 6, fitur tersebut kini memiliki fitur baru yang disebut Listening Mode, yang merupakan mode terjemahan satu arah yang memberikan transkrip secara real-time saat pengguna mendengarkan percakapan dalam bahasa asing.
Dari fitur Interpreter, Conversation Mode memungkinkan pengguna dan lawan bicaranya melihat hasil terjemahan masing-masing bahasa pada layar cover dan layar utama di Z Fold 6 dan Flip 6. Dan masih banyak fitur lainnya dalam Galaxy AI.
Samsung terus mengembangkan Galaxy AI dengan menambahkan pilihan bahasa dan fitur lainnya.
Fitur AI Apple
Apple mengumumkan strategi AI-nya dalam acara WWDC 2024 bulan Juni lalu. Fitur yang disebut Apple Intelligence akan tersedia di iPhone, iPad, dan Mac, dan menggunakan kombinasi model AI generatif yang didukung oleh server di perangkat.
Apple Intelligence mirip dengan Galaxy AI, dimana tujuannya adalah meningkatkan kemampuan ponsel dengan menanamkan fitur AI. Jika Galaxy AI unggul dalam penerjemahan konten dan memungkinkan interaksi yang mulus antara orang berbeda bahasa, Apple Intelligence mencakup notifikasi personalisasi di iPhone, alat penulisan generatif di seluruh aplikasi, pembuatan gambar, dan banyak lagi.
Namun, peluncuran Apple Intelligence di perangkat Apple diperkirakan akan ditunda berdasarkan laporan terbaru. Analis Apple dan jurnalis Bloomberg, Mark Gurman, mengungkapkan bahwa Apple tidak akan menyediakan semua fitur AI untuk sistem operasi iOS 18, iPad OS 18, dan macOS Sequoia hingga akhir tahun 2024.
Pada bulan Juli, Apple baru menyediakan Apple Intelligence bagi pengembang perangkat lunak agar dapat melakukan pengujian awal melalui beta iOS 18.1 dan iPadOS 18.1.
Di luar perilisan, salah satu perdebatan antara Apple, Google, dan Samsung adalah seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk fitur-fitur AI.
Beberapa analis menyatakan bahwa Apple mungkin akan mengenakan biaya hingga US$20 per bulan untuk beberapa fitur Apple Intelligence.
Google memiliki AI premium yang terkait dengan layanan langganan cloud Google One, namun perusahaan ini telah lama menyediakan perangkat AI untuk pengguna ponsel Pixel tanpa biaya tambahan.
Menurut Forbes, saat ini pengguna dapat menggunakan fitur AI Galaxy Samsung secara gratis, namun perusahaan menyatakan bahwa ini hanya berlaku hingga tahun 2025, tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai kebijakan di masa depan.
iPhone Kehilangan Daya Tarik di China
Selama bertahun-tahun, Apple telah mendominasi pasar HP flagship di China. Namun, penjualan iPhone di China mengalami penurunan sejak tahun lalu.
iPhone dianggap sudah tidak memiliki daya tarik yang sama seperti sebelumnya. Penjualan iPhone turun 24% dibandingkan tahun sebelumnya selama enam minggu pertama tahun ini, yang merupakan musim pembelian ponsel baru di China.
China telah menjadi pasar penting bagi iPhone selama satu dekade, namun Apple kini menghadapi tekanan dari berbagai faktor, termasuk perlambatan belanja konsumen, meningkatnya tekanan dari pemerintah China untuk menghindari produk Amerika, serta persaingan dengan merek lokal seperti Huawei dan Xiaomi.
Tanpa adanya perubahan signifikan dalam tekanan geopolitik, akan sulit bagi Apple untuk mempertahankan posisinya di pasar China.
Menurut Linda Sui, direktur senior di TechInsights, “Masa keemasan Apple di China telah berakhir.” Salah satu alasan utamanya adalah ketegangan yang meningkat antara AS dan China terkait perdagangan dan teknologi.