Jakarta, CNBC Indonesia – Rating game jadi hal penting untuk membatasi kenakalan anak. Bukan hanya melakukan pembatasan dari umur pemain sebuah game saja.
“Kita banyak menyerap dan adopsi dari berbagai macam ini. Jadi bukan hanya restriksi umur, juga gamenya itu dikasih skornya, dikasih ratenya,” kata Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Hokky Situngkir dalam Ngopi Bareng Kementerian Kominfo, Jumat (9/8/2024).
Aturan terkait itu tengah diharmonisasi, ungkapnya. Dari draf, dia mengatakan akan sangat detil mengatur soal rating.
“Jadi diharapkan sih melalui perlindungan ini, hal seperti kasusnya tadi bisa kita minimalisasi ke depannya. Terus yang terkait dengan pengendalian aplikasi tadi, intinya adalah semua hal akan dievaluasi,” jelasnya.
 Foto: Valthirian Arc: Hero School Story, Buah Karya Dari Developer Game Indonesia. (Foto: dok: Agate)Valthirian Arc: Hero School Story, Buah Karya Dari Developer Game Indonesia. (Foto: dok: Agate)
|
Dalam kesempatan itu, dia juga membeberkan beberapa pekerjaan yang jadi fokusnya sejak menjadi Dirjen tiga minggu lalu. Salah satunya soal aturan perlindungan anak di platform digital. Aturan tersebut merupakan turunan UU ITE. Hokky mengatakan aturan tengah dalam harmonisasi juga.
“Kalau yang PAPSE (Perlindungan Anak di layanan PSE) itu sudah tahap harmonisasi yang saya dengar updatenya,” kata Hokky.
PRnya yang lain adalah aturan turunan dari UU Pelindungan Data Pribadi. Ini akan berbentuk Peraturan Pemerintah atau peraturan Presiden. Selain itu juga ada tindaklanjut dari Pusat Data Nasional usai kebocoran data di PDNS 2. Begitu juga penanganan terkait judi online.
“Tentunya penanganan judi online. Penipuan masal menyiksa rakyat dengan harapan palsu tugas penting, ketika kita masuk duduk sudah bertempur dengan judi online,” ungkapnya.
(npb/wur)
Next Article
Kominfo Kerja Bareng Pemerintah Inggris Kembangkan Startup RI
