Elon Musk, seorang miliarder dan pemilik perusahaan-perusahaan besar seperti media sosial X dan SpaceX, adalah salah satu pendukung vokal Donald Trump sebagai presiden berikutnya Amerika Serikat (AS). Alasannya cukup spesifik, terutama terkait isu imigran ilegal.
Dalam sebuah pertemuan pada bulan Februari yang dilaporkan oleh New York Times, Musk mengakui bahwa dia bukan penggemar berat Trump. Namun setelah berbicara tentang imigran ilegal dengan Trump, pandangannya berubah dan dia memilih mendukung Trump.
Musk yakin bahwa Trump akan mampu menghentikan masuknya imigran gelap ke AS, berbeda dengan Joe Biden yang memungkinkan jutaan orang tanpa dokumen untuk menyeberangi perbatasan selatan AS. Menurut Musk, kebijakan Biden tersebut akan merugikan ekonomi AS, negara itu sendiri, dan juga akan merubah demografis yang akan merugikan Partai Republik dalam pemilu mendatang.
Meskipun sebelumnya Musk pernah mengkritik Trump, terutama terkait keputusan Trump untuk menarik AS dari perjanjian iklim Paris, yang menyebabkan Musk mundur dari jabatan dewan penasihat presiden pada tahun 2017. Namun sekarang, Musk tampaknya mendukung Trump karena kebijakan imigrasi yang dianggapnya lebih ketat.
Meskipun banyak analis memperkirakan bahwa kepemimpinan Trump akan menguntungkan Musk, tidak ada jaminan mengenai masa depan kebijakan pemerintahan di bawah Trump. Beberapa janji Trump, seperti mengakhiri mandat kendaraan listrik dan memulai perang dagang dengan China, juga bisa membawa ketidakpastian bagi produsen seperti Tesla.
Meskipun Trump tidak selalu memuji Musk dan bahkan pernah mengkritiknya, hal ini tidak mengubah dukungan Musk terhadap Trump. Musk yang sebelumnya meninggalkan jabatan penasihat presiden kembali memberikan dukungan pada Trump, meskipun tidak tanpa kontroversi.
Dengan berbagai pertimbangan dan keputusan yang diambil Musk, dukungannya terhadap Trump tetap teguh, meskipun ada pro dan kontra di sekitarnya.
