Menurut para pakar, tanda ‘kiamat’ semakin sering terdengar dan digaungkan. Suhu Bumi terus mencatat rekor terpanas dari bulan ke bulan.
Lembaga pengawas iklim di bawah Uni Eropa, Copernicus, menyatakan bulan Mei 2024 sebagai bulan terpanas sepanjang sejarah. Ini menjadi rekor ke-12 bulan berturut-turut suhu Bumi tertinggi. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memprediksi suhu global rata-rata dari 2024-2028 akan melampaui batas 1,5 derajat celcius sejak era pre-industrial.
Peningkatan suhu pada tahun 2023 lebih signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Efek pemanasan global sudah lama disuarakan akibat penggunaan bahan bakar fosil dan peningkatan karbon dioksida.
Gas panas yang terperangkap di atmosfer mencapai tingkat tertinggi sepanjang sejarah pada tahun 2023. Karbon dioksida juga meningkat drastis akibat aktivitas manusia.
Perubahan iklim membuat cuaca menjadi sulit diprediksi dan menyebabkan bencana alam. Gelombang panas menerjang berbagai negara, termasuk Asia, dan menyebabkan berbagai dampak negatif.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa jika suhu rata-rata Bumi naik di atas 1,5 derajat, situasi akan semakin parah. PBB meramalkan perubahan besar di ekosistem Bumi akan dimulai pada suhu 1,5 hingga 2 derajat Celcius.
Untuk mengurangi perubahan iklim, penggunaan bahan bakar fosil harus dihentikan. Peralihan ke energi terbarukan harus digencarkan. Ilmuwan mengatakan bahwa Bumi akan terus memecahkan rekor suhu jika tidak ada tindakan yang cepat dan berkelanjutan.
