Teknologi China Membuat Amerika Merasa Terancam

by -271 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika khawatir jika China menyalahgunakan kecerdasan buatan (AI). Menanggapi hal ini, perwakilan Beijing menegur Washington atas pembatasan dan tekanan terhadap teknologi AI. Hal tersebut disampaikan sehari setelah pertemuan yang membahas teknologi tersebut di Jenewa, Swiss.

Dalam sebuah pertemuan tertutup antara utusan tingkat tinggi AS-China, dibahas risiko-risiko AI dan cara mengelolanya. Terjadi ketegangan antara Beijing dan Washington terkait kemajuan teknologi yang sudah lama menjadi konflik dalam hubungan bilateral keduanya.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengungkapkan bahwa China dan Amerika Serikat bertukar pandangan mengenai pendekatan terhadap keselamatan dan manajemen risiko AI dalam diskusi. Pembicaraan pertama AS-China mengenai AI adalah hasil pertemuan pada November lalu antara Presiden Joe Biden dan Xi Jinping di San Francisco.

AS menekankan pentingnya memastikan sistem AI aman, terlindungi, dan dapat dipercaya untuk mewujudkan manfaat AI, serta membangun konsensus global atas hal tersebut. AS juga mengekspresikan kekhawatiran atas penyalahgunaan AI, termasuk oleh China.

Beijing menunjukkan sikap tegas terhadap pembatasan dan tekanan AS terhadap kecerdasan buatan, tulis pernyataan Departemen Urusan Amerika Utara dan Oseania Kementerian Luar Negeri China dalam unggahan di media sosial.

Helen Toner, seorang analis di Pusat Keamanan dan Teknologi Berkembang di Georgetown, mengatakan bahwa keberhasilan pertemuan ini ditentukan oleh apakah hasilnya dapat berlanjut di masa depan. Keberadaan AI telah memberikan dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan.

Beberapa anggota parlemen AS khawatir bahwa China dapat menggunakan deepfake yang dihasilkan oleh AI untuk menyebarkan disinformasi politik. China sendiri tidak memiliki undang-undang yang melarang pemalsuan AI seperti yang dilakukan AS.

Artikel Selanjutnya:
Para Peneliti Sepakat Ada Kemungkinan AI Jadi “Kiamat” Baru

(dce)