Perusahaan mobil listrik China, Nio, telah meluncurkan merek berbiaya rendah, Onvo, pada Rabu, 15 Mei 2024 di Shanghai, China. Warga China berpotensi akan lebih malas untuk membeli mobil listrik Tesla karena Nio merilis mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau, yaitu 219.900 yuan atau sekitar Rp 485 juta.
Mobil listrik ini diberi merek Onvo dan diciptakan khusus untuk kategori low-end. Model pertama dari Onvo adalah L60 SUV yang akan tersedia mulai bulan September dan sudah dapat dipesan sejak Rabu, 16 Mei 2024. Harga jual mobil listrik Onvo L60 ini jauh lebih murah daripada mobil listrik terlaris China buatan Tesla, Model Y, yang dijual seharga 249.900 yuan atau sekitar Rp 552 juta.
CEO Onvo, Alan Ai, menyatakan bahwa Onvo memiliki ambisi untuk menetapkan standar baru untuk mobil keluarga. Nama Onvo sendiri merupakan singkatan dari bahasa Inggris “On Voyage” yang berarti dalam perjalanan. Alan Ai terus membandingkan Onvo L60 dengan Tesla Model Y dan Toyota Rav4, mengklaim bahwa Onvo memiliki shock breaker yang lebih empuk dan bisa memutar balik dengan sudut yang lebih sempit.
Dia juga menyebutkan bahwa Onvo memiliki jarak tempuh yang sebanding dengan Model Y dan dapat menggunakan stasiun pergantian dan pengisian baterai Nio. Kemunculan Onvo merupakan upaya ekspansi Nio setelah selama 10 tahun fokus pada segmen premium, yaitu mobil listrik dengan harga di atas 300.000 ribu yuan (Rp 662 juta).
Dengan munculnya Onvo L60, persaingan di pasar mobil listrik China menjadi semakin sengit. Selain Tesla Model 3, kini juga hadir mobil listrik buatan Xiaomi, SU7, yang telah membuat harga Tesla Model 3 turun. Di pasar China juga terdapat BYD yang telah mengalahkan penjualan Tesla dengan mobil listriknya yang dijual dengan harga sekitar 100.000 yuan atau Rp 227 juta. CEO Nio, William Li, menyatakan bahwa Onvo L60 menggunakan baterai yang lebih terjangkau daripada BYD.
(sumber: CNBC Indonesia)