Anggota DPR Amerika Serikat marah ketika melihat laptop baru buatan Huawei diluncurkan. Kenapa?
Belum lama ini, Huawei memperkenalkan laptop Matebook X Pro. Ternyata didukung teknologi AI prosesor Intel Core Ultra 9.
Hal itu lantas menjadi pertanyaan anggota kongres dari Partai Republik, Michael Gallagher. Ia mempertanyakan kenapa pemerintah Joe Biden masih memperbolehkan Huawei menggunakan teknologi dari perusahaan AS.
“Salah satu misteri terbesar di Washington DC adalah kenapa Departemen Perdagangan terus mengizinkan teknologi AS dikirim ke Huawei,” kata Gallagher, dikutip dari Reuters, Rabu (15/5/2024).
Seperti yang diketahui, pemerintah AS membatasi aktivitas bisnis perusahaan di negaranya dengan Huawei sejak 2019. Sejak saat itu, perusahaan AS harus punya izin khusus agar bisa berbisnis dengan Huawei.
Mengutip sumber, Reuters menyatakan chip Intel dalam laptop itu dikirimkan menggunakan lisensi yang ada sebelumnya. Ternyata lisensinya tidak masuk dalam produk yang dilarang diekspor ke China.
Dalam sidang di kongres AS beberapa waktu lalu, pejabat pengawas ekspor bernama Kevin Kurlan memastikan pembatasan yang dilakukan pemerintah berdampak pada akses Huawei terhadap teknologi AS. Meski begitu, dia mengingatkan kebijakan itu bukan bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bisnis Huawei.
Sayangnya pernyataan tersebut mendapat tanggapan negatif dari anggota kongres. Apalagi saat Huawei meluncurkan laptop baru tersebut.
Anggota kongres lain bernama Michael McCaul menegaskan bahwa pemberian persetujuan pada praktik tersebut harus dihentikan.
“Pemberian persetujuan ini harus dihentikan. Dua tahun lalu, saya dijanjikan bahwa lisensi ke Huawei akan dihentikan. Sampai hari ini, kebijakannya tidak kunjung berubah,” jelasnya.
Reaksi anggota kongres ini jelas menggambarkan tekanan dari para politisi di AS untuk mengambil langkah menghambat perkembangan bisnis Huawei.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken sempat menyinggung peluncuran laptop baru Huawei. Raksasa China itu merilis perangkat dengan kemampuan AI mumpuni dan menggunakan chip Intel yang berasal dari AS.
“Saya melihat Huawei mengeluarkan laptop baru dengan kemampuan AI dan menggunakan chip Intel,” jelasnya dikutip dari Reuters, Senin (29/4/2024).
Fakta ini, menurutnya, merupakan alasan kebijakan pemblokiran ekspor teknologi AS ke China yang diterapkan oleh pemerintah Joe Biden. Dia menegaskan kebijakan berfokus pada teknologi yang mengancam keamanan AS, bukan untuk menahan pengembangan China.
AS diketahui berusaha memblokir penggunaan teknologi negaranya untuk produk China. Pengiriman chip pada Huawei sempat dihentikan.
Mengikuti aturan itu, sejumlah penjualan dari tiga perusahaan yakni Nvidia, Advance Micro Devices dan Intel dipotong pada 2022. Akhirnya Intel dan Qualcomm mendapatkan lisensi bisa mengirimkan chip ke Huawei.
Lisensi dua perusahaan masih berlaku hingga sekarang, meskipun diberikan sejak pemerintahan Donald Trump. Sementara itu AMD dan MediaTek masih belum mendapatkan izin yang sama.