Penelitian Menemukan Uranium dalam Tubuh Pengguna Vape

by -134 Views

Penelitian menemukan bahwa remaja yang sering menggunakan rokok elektronik, termasuk vape, memiliki kandungan bahan kimia berbahaya dalam urinenya. Laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Tobacco Control menganalisis urin remaja yang menggunakan vape. Hasilnya, kadar timbal dalam urin orang yang menghisap vape 5 hingga 19 hari sebulan 30 persen lebih tinggi daripada pengguna vape yang hanya menggunakannya kurang dari 5 hari sebulan. Kandungan uranium juga ditemukan lebih tinggi pada pengguna vape yang menggunakan alatnya 5 hingga 19 hari sebulan, dua kali lipat lebih banyak daripada orang yang menggunakannya kurang dari 5 hari sebulan.

Penemuan ini menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektronik meningkatkan risiko paparan logam berat pada tubuh remaja. Namun, peneliti menekankan bahwa studi ini hanya bersifat observasional dan belum dapat menentukan hubungan langsung antara paparan logam berat dan kebiasaan merokok vape.

Di Amerika Serikat, vape masih menjadi produk tembakau paling populer di kalangan remaja. Sekitar 10 persen dari pelajar SMA di Amerika Serikat adalah pengguna vape. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah berupaya untuk mengurangi konsumsi vape oleh anak-anak dengan melarang penjualan vape beraroma.

Kandungan logam berat yang ditemukan pada pengguna vape menimbulkan ancaman baru bagi penggunanya. Vape juga mengandung kadar nikotin yang jauh lebih tinggi daripada rokok biasa. Temuan kadmium, timbal, dan uranium dalam vape harus diperhatikan karena kandungan racun dalam uranium sangat tinggi.

Namun, metode penelitian yang digunakan untuk studi ini dikritik oleh Lion Shahab dari University College London. Ia menyebut bahwa kadar bahan kimia yang ditemukan dalam penelitian ini jauh di bawah kadar referensi dalam populasi umum. Selain itu, penelitian tidak membandingkan kadar bahan kimia pada tubuh pengguna vape dengan tubuh remaja non-pengguna vape.