Pakar Mengungkap Alasan Mengapa Startup AI Menutup Usahanya dan Kegagalan di Indonesia

by -146 Views

Pakar menyebut masih banyak tugas rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh startup Indonesia di bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Salah satunya adalah terkait dengan produk yang ditawarkan.

Menurut pakar AI dari Pusat AI ITB, Ayu Purwarianti, banyak startup yang harus menarik mundur produk-produknya karena ternyata tidak ada yang tertarik untuk menggunakannya, terutama jika produk tersebut berbayar.

Ayu menjelaskan, sebelum menciptakan produk AI, sebaiknya melihat terlebih dahulu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen. Kemudian, melihat pasar untuk produk yang dihasilkan. Selain itu, juga perlu mempertimbangkan daya beli masyarakat untuk produk yang ditawarkan.

“Kira-kira orang mau atau tidak membeli layanan tertentu dengan harga Rp 30 ribu, Rp 100 ribu, itu harus dipelajari sejak awal karena jika tidak dilakukan dan hanya membuat produk berdasarkan keinginan kita, maka akan gagal, ada beberapa kasus seperti itu,” kata Ayu dalam acara Kick Off dan Semiant Bank Indonesia Hackathon 2024 yang disiarkan di kanal YouTube BI, Senin (29/4/2024).

Selain dari segi produk, AI juga bisa dilihat dari perspektif proyek. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tantangan proyek AI adalah ekspektasi dari konsumen. Beberapa konsumen masih belum memahami bagaimana AI bekerja. Untuk mengatasi ekspektasi ini, menurutnya, cukup sulit.

“Contohnya, ketika kita bilang bahwa akurasi sudah cukup tinggi, misalnya 90 persen, tapi konsumen datang kepada kita (protes) bahwa ini belum berhasil. Nah, ini untuk memberikan pemahaman kepada pelanggan bahwa AI tidak akan pernah mencapai 100 persen,” ujarnya.

“Pasti akan ada data uji baru yang belum terdapat dalam data latih kita atau pola yang sama sekali tidak terduga,” tambahnya.