Daftar Produk Teknologi yang ‘Tewas’ akibat Pembantaian 2023

by -206 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Para raksasa teknologi melakukan ‘pembunuhan’ besar-besaran pada tahun 2023. Tercatat tahun ini banyak produk dan layanan yang dulu sangat digemari perlahan dimatikan dan hilang. Begitu juga dengan tahun 2024, di mana kemungkinan besar akan mengalami banyak pembunuhan produk maupun layanan seperti tahun ini. Google menjadi perusahaan yang melakukan pembunuhan teknologi paling banyak tahun ini. Raksasa Mountain View itu telah memfokuskan kembali seluruh divisinya untuk mendorong produk AI, artinya banyak proyek lainnya yang harus dihentikan.

Menurut catatan Gizmodo, merger besar seperti Warner Bros. Discovery yang bernilai miliaran dolar, berdampak besar terhadap produk dan konten pengguna.

7 produk teknologi yang dimatikan
Berikut ini daftar teknologi baik produk maupun layanan yang dibunuh oleh para raksasa teknologi sepanjang tahun 2023.

1. Google Stadia

Google pertama kali mengumumkan akan mengakhiri Stadia pada September 2022, tetapi butuh waktu berbulan-bulan sebelum perusahaan secara resmi menghentikannya pada bulan Januari ini. Google mengizinkan pelanggan membuka kunci pengontrol mereka untuk digunakan pada perangkat lain. Mengingat seberapa besar Microsoft bertaruh pada Game Pass, waktu akan menentukan apakah keputusan Google untuk mengakhiri layanan streaming cloud-nya adalah sebuah peluang yang terlewatkan atau sebuah peluang yang berhasil dihindari.

2. Pixel Pass

Pelanggan yang membeli Pixel Pass mengira mereka akan mendapatkan upgrade ponsel Pixel yang lebih murah selama bertahun-tahun dan langganan untuk penyimpanan cloud, YouTube Premium, dan Google Play. Namun ternyata Google malah menghentikan layanan ini, hanya dua bulan sebelum mengumumkan Pixel 8. Ini berarti pengguna tidak dapat memperbarui langganan mereka atau mendapatkan diskon pada pembelian versi ponsel Pixel mereka. Satu-satunya yang diterima pelanggan adalah ‘sedekah’ sebesar US$100 dalam bentuk Google Store atau kredit Google.

3. YouTube Stories

YouTube telah memperoleh keuntungan dari YouTube Shorts, jadi tidak dapat dihindari bahwa perusahaan akan mengurangi layanannya yang memungkinkan pengguna saling mengirim video singkat. Berbeda dengan Snapchat, video di YouTube Stories berdurasi tujuh hari, bukan 24 jam. Pada tanggal 26 Juni, Google telah sepenuhnya menghilangkan opsi untuk membuat YouTube Stories baru. Beberapa stories terakhir menghilang dan tidak meninggalkan bukti bahwa fitur tersebut pernah ada.

4. Akun Gmail

Google akhirnya menghapus semua akun Gmail yang tidak aktif selama dua tahun. Ini bukan dilakukan secara tiba-tiba. Google telah mengumumkan rencananya pada bulan Mei dalam upaya untuk mengurangi jumlah akun palsu.

5. DVS Netflix

Perjalanan panjang untuk layanan DVD mail-in Netflix, dan sebagian besar bertahan selama beberapa tahun terakhir hanya karena alasan nostalgia. Namun, pada bulan April lalu, perusahaan streaming tersebut mengumumkan akan menghentikan layanan penyewaan DVD-nya setelah 25 tahun beroperasi. Beberapa pelanggan yang masih menerima CD mereka dikirimkan ke rumah mereka diizinkan untuk menyimpan kiriman terakhir mereka sebagai ucapan terima kasih.

6. HBO Max

Megamerger Warner Bros. Discovery menghasilkan dua perusahaan dengan dua merek terpisah di bawah satu atap. Pada April kedua perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri layanan HBO Max dan menggantinya dengan bentuk tunggal “Max.” Ini akan menampung semua konten prestise dari HBO bersama dengan reality TV Discovery+ yang sekarang sudah tidak ada lagi. Langkah ini tidak diterima dengan baik. Pada awalnya, pengguna tidak dapat mengakses konten yang seharusnya tersedia. Max juga menjadikan streaming 4K lebih mahal dengan memindahkannya secara eksklusif ke “Paket Utama” seharga US$19,99 per bulan.

7. Lenovo Legion

Ponsel gaming Lenovo Legion pelan-pelan menghilang dari pasar. Meskipun pesaing Asus tampaknya masih membuat ponsel mahal dan bertenaga tinggi, Lenovo mengkonfirmasi dengan Android Authority bahwa mereka menghentikan produksi ponsel Legion tertentu. Sebaliknya, tahun ini hadir konsol genggam pertama yang disebut Legion Go, dan mudah-mudahan, perusahaan terus melakukan iterasi pada kategori desain seluler yang lebih besar dan lebih bertenaga.