Pada Jumat malam (22/12/2023) di JCC, Jakarta, debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) pertama mengemuka yang mengungkap istilah Indonesia di State of the Global Islamic Economy (SGIE). Pertanyaan itu diajukan oleh Cawapres Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka kepada Cawapres Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar.
Gibran Rakabuming Raka menanyakan kepada Muhaimin, yang juga dikenal sebagai Cak Imin, mengenai langkah untuk meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE karena Muhaimin Iskandar adalah Ketua Umum Partai PKB.
Namun, Cak Imin menjawab dengan mengakui bahwa dia tidak pernah mendengar istilah tersebut sebelumnya. Interaksi ini kemudian menjadi sorotan terutama bagi peserta debat Cawapres dan warganet.
Drone Emprit pun menganalisis ‘keriuhan’ yang terjadi setelah debat Cawapres. Menurut Drone Emprit, pertanyaan tentang SGIE justru menimbulkan sentimen negatif bagi Gibran. Dari total percakapan tentang SGIE, sebanyak 71% di antaranya memuat sentimen negatif terhadap Gibran.
Dari analisis tersebut, terlihat bahwa penggunaan istilah SGIE tanpa penjelasan memberi sentimen yang sangat negatif kepada Gibran. Sentimen negatif ini membentuk klaster yang cukup besar, yang cenderung berisikan akun yang pro-AMIN, pro-Mahfud MD, dan netral.
Warganet merasa Gibran terjebak dalam pertanyaan yang tidak dia pahami dan harus membaca teks untuk menjawabnya. Beberapa netizen mengkritik Gibran karena menguji pengetahuan lawan dengan pertanyaan yang dianggap tidak penting. Ada yang berpendapat bahwa pertanyaan Gibran tentang SGIE bukan untuk mendapatkan jawaban, tetapi hanya untuk menunjukkan ketidaktahuan lawan.
Berdasarkan analisis tersebut, Drone Emprit menyimpulkan bahwa pertanyaan Gibran tentang SGIE menimbulkan sentimen negatif di media sosial terhadap Gibran.