Peran Modal dalam Pengendalian Ekonomi Kita

by -252 Views

Indonesia saat ini mengalami situasi yang sangat rawan. Banyak pemimpin kita yang mudah disogok dan bisa dibeli. Akibatnya, banyak pemimpin terpilih yang tidak menjaga kepentingan rakyat dan malah menjual negara kepada pemodal besar, bahkan kepada bangsa lain. Saya sendiri selama hidup sudah keliling ke semua kabupaten di Indonesia. Di tahun 2014 dan 2019 saja, saya berkesempatan berkeliling ke ratusan kota dan kabupaten. Di mana-mana, rakyat menyatakan bahwa mereka sudah tidak tahan lagi dengan tingginya tingkat korupsi di Indonesia. Banyak proyek dikorupsi, banyak orang disogok, dan banyak pemimpin kita yang mudah dibeli. Akibatnya, tidak ada keadilan ekonomi dan politik bagi rakyat Indonesia. Menurut saya, Indonesia sekarang sedang berada di persimpangan jalan. Apakah cita-cita demokrasi akan dihijack oleh para kurawa? Hal ini adalah pertaruhan kita saat ini.

Dalam setiap perjuangan, ada pihak Kurawa dan pihak Pandawa. Para Kurawa adalah mereka yang hidupnya didorong oleh keserakahan. Mereka sudah memiliki kekuasaan dan harta, namun selalu ingin lebih. Mereka tidak peduli dengan keberadaan jutaan orang yang tidak punya pekerjaan, para pedagang kecil, dan rakyat kecil lainnya. Mereka hanya ingin memperjuangkan kepentingan kelompok mereka sendiri dan dinasti mereka. Di sisi lain, para Pandawa adalah pihak yang baik dan ingin memberdayakan orang yang lemah dan miskin. Mereka tidak didukung oleh uang modal besar, dan para Kurawa tidak suka dengan program-program yang mereka usung. Karena itu, para pemodal besar, baik dari dalam maupun luar negeri, ingin mempertahankan keadaan Indonesia yang lemah dan dipimpin oleh pemimpin lemah.

Saat ini, bangsa Indonesia sedang mengalami penyakit yang mendalam. Semua tingkatan kepemimpinan sudah sarat dengan sogok-menyogok. Banyak pemimpin dan pejabat yang lebih taat kepada uang daripada kepada Undang-Undang Dasar dan kepentingan bangsa. Sistem demokrasi liberal yang kita laksanakan membutuhkan biaya yang sangat besar dan bisa dieksploitasi oleh orang-orang yang punya uang.

Hal ini membuat demokrasi kita terancam. Uang dapat menentukan segalanya, dan orang kaya dapat menjadi penguasa politik. Politisi, anggota DPR, hingga pemimpin agama pun bisa dirusak oleh uang. Hal ini sangat membahayakan demokrasi Indonesia. Bangsa Indonesia seharusnya tidak dijajah kembali, apalagi hanya dengan uang. Oleh karena itu, saya menyatakan bahwa kita sebagai bangsa yang ramah, ingin bersahabat, dan menjadi mitra, namun tidak bisa dijajah oleh siapapun dengan uang.

Indonesia bukanlah negara miskin, namun sistem kita dirusak oleh oligarki yang serakah. Mereka ingin menguasai semua sumber ekonomi Indonesia dan membiarkan sebagian besar rakyat hidup dalam kondisi yang tidak layak. Manipulasi dan rekayasa, terutama dalam survei, juga sering terjadi dalam politik kita. Ini sangat membahayakan demokrasi kita.

Kita harus menyadarkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada survei dan tidak membiarkan uang menjadi penentu dalam politik. Kita harus bersatu dan berjuang untuk mempertahankan demokrasi Indonesia agar tidak menjadi korban dari kekuasaan uang.