Bapak Chip: Pahlawan yang Menyelamatkan Taiwan dari Kemiskinan

by -194 Views

Shih Chin-tay: Juru Selamat Taiwan Dibalik Kesuksesan TSMC

Jakarta, CNBC Indonesia – Di balik kesuksesan Morris Chang, tokoh legendaris pendiri raksasa chip TSMC, ternyata ada peran besar Shih Chin-tay.

Sosok yang tak banyak diketahui ini ternyata merupakan juru selamat perekonomian Taiwan.

Shih bersama sekelompok engineer muda berhasil mengubah Taiwan menjadi salah satu negara di bidang teknologi.

Padahal, ia lahir dan besar di desa kecil yang mayoritas masyarakatnya merupakan nelayan. Ia lalu kuliah di sebuah universitas di ibu kota Taipei.

Menurut pengakuannya, kala itu Taipei masih menjadi kota penuh debu. Masyarakatnya jarang yang memiliki mobil.

Lalu, ia berkesempatan kuliah di Universitas Princeton di Amerika Serikat (AS). Pertama kali mendarat, Shin langsung kaget dengan ketimpangan yang nyata antara AS dan Taiwan.

” Saya kaget. Dalam hati saya berkata: Taiwan sangat miskin, saya harus berbuat sesuatu untuk menjadikannya lebih baik,” kata dia, dikutip dari BBC, Selasa (19/12/2023).

Usai lulus Universitas Princeton Amerika Serikat (AS), dia sempat merancang chip memori di Burrough Corporation. Lalu akhirnya dia pulang, dan ikut dalam laboratorium penelitian baru pada 1970-an.

Laboratorium itu bernama Industrial Technology Research Institute, yang memiliki peran membangun perekonomian Taiwan. Pekerjaannya bersama para engineer dimulai di kota Hsinchu, yang sekarang menjadi pabrik TSMC.

Pemerintah Taiwan juga memberikan insentif awal. Pertama untuk United Micro-electronics Corporation dan TSMC tahun 1987 lalu.

Chang juga direkrut kelompok tersebut. Pria China-Amerika itu merupakan mantan eksekutif raksasa teknologi AS, Texas Instrument.

Dia menyadari sia-sia untuk menghadapi AS dan Jepang dalam industri chip. Jadi dipilihlah TSMC untuk hanya memproduksi chip milik orang orang, bukan untuk dirinya sendiri.

Foundry model atau model pengecoran jadi jalan untuk Taiwan menjadi pemimpin industri. Di saat bersamaan, Apple, Qualcomm dan Nvidia, yang saat itu masih menjadi perusahaan baru belum memiliki dana membangun pabrik sendiri.

“Mereka harus ke perusahaan semikonduktor terkemuka dan bertanya apakah punya kelebihan kapasitas yang bisa digunakan. Kemudian TSMC muncul,” kata Shih.

Perusahaan yang kini jadi raksasa teknologi dunia itu tetap jadi pelanggan TSMC. Taiwan juga terus mengembangkan industrinya dan membuatnya lebih efisien.

“Kami punya fasilitas baru, dengan peralatan mutakhir. Kami merekrut insinyur terbaik. Bahkan operator mesin sangat terampil. Dan kami tidak hanya impor teknologi, kami menyerap teknologi tersebut. Pelajaran dari guru Amerika kami dan menerapkannya untuk perbaikan,” jelasnya.

Sumber: CNBC Indonesia

Artikel Selanjutnya
Jepang Lumpuhkan Chip China, Ada Campur Tangan Amerika
(npb/npb)