Gunung es raksasa ‘A23a’ di Antartika terlihat semakin menipis akibat terkena air laut yang makin panas. Dr. Anne Braakmann-Folgmann dari Universitas Tromso menyatakan bahwa gunung es yang menipis tersebut terlihat dari pantauan satelit Altimetri seperti Cyrosat-2 yang mengukur jarak ke permukaan laut. Satelit tersebut memungkinkan kita untuk melihat ketebalan gunung es dari luar angkasa.
Data CyroSat menunjukkan bahwa pada tahun 2018, bagian tertentu dari gunung es A23a memiliki bagian yang terendam hampir 350 meter. Prof. Andrew Shepherd dari Universitas Northumbria dan Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub (CPOM) Dewan Penelitian Lingkungan Alam mengatakan bahwa hal tersebut kemungkinan merupakan ekspresi permukaan dari kerusakan yang disebabkan ketika A23a menghantam dasar laut.
Dalam beberapa tahun terakhir, A23a secara bertahap kehilangan massa hingga akhirnya terbagi menjadi bagian-bagian dan mulai bergerak. Dr. Andy Ridout, peneliti senior CPOM dari University College London menjelaskan bahwa selama dekade terakhir, kita telah melihat penurunan ketebalan yang stabil sebesar 2,5 juta per tahun.
Saat ini, A23a telah mencapai ujung Semenanjung Antartika, tempat berkumpulnya berbagai aliran air berarus deras yang berputar searah jarum jam mengelilingi benua. Namun diperkirakan akan mengambil jalur yang disebut “gang gunung es” yang mengarah ke wilayah luar negeri Inggris di Georgia Selatan.