BMKG Menemukan 3 Daerah di Indonesia yang Rentan Terkena Gempa, Selama 2 Bulan Terakhir Terjadi 75 Kali Gempa

by -155 Views

Gempa Bumi Guncang Sukabumi, Warga Diimbau Waspada

Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa bumi tektonik berkekuatan 4,6 magnitudo mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, pagi hari ini Kamis (14/12/2023) pukul 06.35 WIB. Informasi gempa bumi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut pengamatan dan pendalaman BMKG selama beberapa tahun terakhir, wilayah tersebut memang rentan mengalami gempa bumi. Artinya zona tersebut memang wilayah yang relatif lebih rawan dibandingkan sekitarnya.

“Secara umum Indonesia adalah zona rawan gempa. Namun ada klaster-klaster tertentu yang terindikasi merupakan klaster yang relatif lebih sering mengalami gempa bumi atau lebih rawan mengalami guncangan gempa di wilayah tersebut,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring, Kamis (14/12/2023).

Berdasarkan kajian BMKG di Jawa Barat, selama periode 1 November-14 Desember, setidaknya ada tiga zona aktif gempa yang tercatat BMKG. Ini patut untuk menjadi kewaspadaan bagi masyarakat sekitar, bukan menjadi kepanikan.

Zona pertama adalah zona aktif gempa yang terletak di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, dan Nanggung Kabupaten Bogor. Di zona ini, setidaknya sudah ada 55 kali gempa dengan kekuatan terkecil 1,8 magnitudo dan terbesar 4,6 magnitudo. Gempa ini menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan.

Zona kedua adalah zona Cianjur atau Sesar Cugenang yang sudah 12 kali diguncang gempa. Enam gempa di antaranya dirasakan dengan kekuatan 2 magnitudo hingga 2,9 magnitudo.

Lalu zona ketiga, zona sesar Garut Selatan atau Garsela di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung sebanyak delapan kali dengan kisaran kekuatan 2,1 magnitudo hingga 2,7 magnitudo.

“Beberapa di antaranya guncangan tersebut dirasakan,” jelasnya.

Soal kejadian yang terjadi hari ini, pusat gempa tersebut berada pada lokasi 6,76 lintang selatan dan 165 derajat bujur timur. Adapun kedalaman pusat gempa bumi berada pada kedalaman 5km.

“Kemudian perlu disampaikan bahwa dengan memperhatikan pusat dan kedalaman gempa bumi yang terjadi, jenisnya adalah gempa bumi dangkal yang diduga akibat sesar aktif,” ungkap Dwikorita.

Namun untuk hasil akhir, ia menyebut BMKG masih harus melakukan kajian mendalam yang didukung dengan data di lapangan. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukan bahwa gempa bumi tersebut diakibatkan adanya pergeseran atau patahan geser.