Seorang mantan karyawan Tesla telah mengungkapkan bahwa teknologi kendaraan self-driving milik Tesla tidak aman untuk digunakan di jalan raya. Lukasz Krupski mengungkapkan bahwa fitur autopilot mobil Tesla tetap membutuhkan seseorang di belakang kemudi sehingga membuat pengguna menjadi bagian dari eksperimen di jalan. Krupski juga mengklaim bahwa Tesla belum memenuhi persyaratan keselamatan kendaraan otonom. Masalah ini dapat berdampak pada semua orang, bahkan bagi mereka yang bukan pengguna Tesla.
Sejumlah karyawan Tesla juga melaporkan bahwa mobil Tesla melakukan ‘pengereman hantu’, yaitu berhenti secara acak untuk menanggapi hambatan yang sebenarnya tidak ada. Data yang dikeluarkan oleh Tesla juga mengungkapkan bahwa rata-rata satu kecelakaan terkait dengan pengembangan kantong udara terjadi setiap 5 juta mil perjalanan.
Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki teknologi autopilot milik Tesla, termasuk National Highway Traffic Safety Administration. Dan surat kabar asal Jerman, Handelsblatt, mempublikasikan Tesla Files setelah Krupski membagikan data internal sebesar 100GB. Elon Musk dan Tesla sering kali mempromosikan kecanggihan teknologi self-driving Tesla, meskipun ada beberapa korban kecelakaan. Kampanye iklan Tesla yang menunjukkan mobil self-driving yang berjalan lancar di tengah kota tanpa hambatan juga menuai kritik.