Sebuah pesawat Boeing dilaporkan terbang tanpa menggunakan avtur. Penerbangan dari London ke New York itu beroperasi menggunakan bahan bakar alternatif dari limbah.
Boeing 787 milik Virgin Atlantic menjadi yang pertama terbang tanpa BBM atau menggunakan bahan bakar penerbangan yang sustainable (SAF). CEO Virgin Atlantic Shai Weiss menjelaskan cara yang digunakannya ini membuktikan penerbangan aman dan dapat menggantikan BBM yang biasa digunakan.
“Bukti bahan bakar penerbangan sustainable aman, bisa dengan mudah menggantikan bahan bakar jet serta adalah solusi paling potensial untuk industri penerbangan tanpa karbon,” kata Weiss, dikutip dari IFL Science, Senin (4/12/2023).
Bahan bakar hijau yang digunakan dipasok oleh Air BP dan Virent, campuran 88 persen hydroprocessed esters and fatty acids (HEFA) dan 12 persen synthetic aromatic kerosine (SAK) berasal dari olahan dari limbah jagung.
Sebagai informasi, industri penerbangan menyumbangkan 2-3% emisi karbon global. Industri berkomitmen menekan net zero atau menyetop pertumbuhan kontribusi emisi tahun 2050 mendatang.
Bahan bakar hijau yang digunakan memang tak sepenuhnya ‘bersih’. Pesawat masih menghasilkan karbon ke atmosfer namun dengan emisi 70% lebih rendah dibandingkan bahan bakar biasa.
Inggris juga bertujuan menggunakan bahan bakar hijau pada penerbangannya. Pemerintah setempat dilaporkan mewajibkan maskapai menggunakan minimal 10% SAF pada 2030 mendatang.
Namun aktivitas mengkritik kebijakan penggunaan SAF pada penerbangan. Magdalena Heuwieser dari Stay Grounded menilai yang dilakukan itu sebagai ajang cuci tangan oleh para industri agar memberikan kesan ramah lingkungan.
Dia lebih menekankan untuk menekan jumlah penerbangan untuk mencegah masalah pada iklim. “Sama sekali tidak scalable, dalam jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencegah iklim rontok. Apa yang dibutuhkan adalah pengurangan penggunaan bahan bakar fosil jet, yaitu menekan jumlah penerbangan,” kata Heuwieser kepada Reuters.