Banyak negara di seluruh dunia sedang mempersiapkan regulasi untuk mengatur perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hal ini karena AI diyakini dapat membawa dampak yang merugikan bagi umat manusia, meskipun manfaatnya juga besar.
Para pemangku kebijakan di Uni Eropa terbelah dalam perumusan aturan AI, menurut enam sumber kepada Reuters.
Menurut informasi dari sumber anonim, para negosiator akan bertemu pada 6 Desember mendatang untuk menyiapkan finalisasi aturan AI, yang dikutip oleh Reuters pada Senin (4/12/2023).
Model AI yang dibangun oleh perusahaan seperti OpenAI memanfaatkan data dalam jumlah besar. Mesin kemudian akan menganalisis pola-pola tersebut dan dilatih untuk melakukan pekerjaan sehari-hari berdasarkan data yang dihimpun dari kebiasaan manusia.
Setelah dua tahun negosiasi, penerapan teknologi AI-generatif seperti ChatGPT telah disetujui oleh Parlemen Eropa pada Juni lalu. Selanjutnya, perumusan aturan AI harus disetujui oleh perwakilan Parlemen Eropa dan Komisi Eropa.
Jika para pemangku kebijakan tidak dapat mencapai kesepakatan, dikhawatirkan penerapan aturan AI akan ditunda hingga pemilu Parlemen Eropa tahun depan.
Beberapa ahli telah mengajukan pengaturan yang berbeda untuk penerapan AI, tergantung pada tingkat skalanya. Jika layanan AI memiliki lebih dari 45 juta pengguna, maka akan masuk kategori skala besar.
Namun, beberapa ahli lainnya tidak setuju dengan adanya aturan berbeda tergantung pada skala. Mereka menilai bahwa model AI kecil akan memiliki dampak yang sama besarnya.
Tantangan terbesar dalam menyepakati aturan AI datang dari Prancis, Jerman, dan Italia. Ketiga negara sepakat bahwa regulasi layanan AI boleh diatur sendiri secara mandiri (self-regulate) oleh perusahaan.
Namun, beberapa negara lain menganggap aturan AI harus dibuat secara umum dan mengikat bagi semua layanan AI.
Komisioner Uni Eropa, Thierry Breton, mengkritik keras rekomendasi self-regulation untuk AI. Para peneliti juga membuat surat terbuka yang mengatakan bahwa self-regulation untuk AI akan menurunkan standar kualitas aturan yang rendah.
Menurut analis di Boston Consulting Group, perpecahan terkait aturan AI di antara otoritas Eropa akan menciptakan ketidakpastian di industri.
Beberapa isu yang masih tertunda dalam pembahasan aturan AI antara lain definisi teknologi tersebut, dampak fundamental, pengecualian hukum, dan keamanan nasional dari AI.