Pesawat Boeing 787 terbang dari London ke New York menggunakan bahan bakar hijau. Bukannya menggunakan avtur, pesawat milik Virgin Atlantic menggunakan bahan bakar alternatif dari limbah.
Menurut IFL Science, Boeing 787 yang lepas landas dari London Heathrow pada Senin (17/11/2023) adalah pesawat jet pertama yang terbang tanpa BBM. Penerbangan ini bertujuan memamerkan keandalan bahan bakar penerbangan yang sustainable (SAF).
Bahan bakar hijau yang digunakan dipasok oleh Air BP dan Virent. Isinya adalah campuran dari 88 persen hydroprocessed esters and fatty acids (HEFA) dan 12 persen synthetic aromatic kerosine (SAK), yang berasal dari olahan dari limbah jagung.
Pesawat yang menggunakan bahan bakar hijau masih menghasilkan karbon ke atmosfer. Namun, emisinya diklaim lebih rendah 70 persen dibanding bahan bakar jet biasa.
Saat ini, SAF sudah digunakan sebagai bahan campuran BBM. Volume penggunaan SAF saat ini masih sekitar 0,1 persen dari total bahan bakar jet karena harganya yang mahal.
CEO Virgin Atlantic Shai Weiss mengatakan penerbangan menggunakan SAF adalah “bukti bahan bakar penerbangan sustainable aman, bisa dengan mudah menggantikan bahan bakar jet serta adalah solusi paling potensial untuk industri penerbangan tanpa karbon.”
Industri penerbangan kini menyumbangkan 2-3 persen dari emosi karbon global. Pelaku industri berambisi mencapai “net zero” atau menyetop “pertumbuhan kontribusi emisi” pada 2050.
Pemerintah United Kingdom berencana mewajibkan semua maskapai untuk menggunakan minimal 10 persen SAF pada 2030.
Namun, kebijakan ini mengundang kritik aktivis. Magdalena Heuwieser dari Stay Grounded mengatakan kebijakan ini hanya pengalihan perhatian dan upaya industri untuk cuci tangan serta memberikan kesan lebih ramah lingkungan, atau “greenwashing.”
“Sama sekali tidak scalable, dalam jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencegah iklim rontok. Apa yang dibutuhkan adalah pengurangan penggunaan bahan bakar fosil jet, yaitu menekan jumlah penerbangan,” kata Heuwieser kepada Reuters.
[Gambas:Video CNBC]
(dem)