Bank Indonesia (BI) ternyata juga menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di pusat data mereka. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan berbagai teknologi yang dikembangkan BI untuk mendukung sistem moneter dan pembayaran di Indonesia.
Pertama, BI membangun BI Fast sebagai terobosan dalam interkoneksi antar-institusi perbankan. Kedua, BI kini memiliki sistem RTGS generasi ketiga yang modern. Selain itu, BI juga telah mulai menggunakan AI untuk mendukung pusat data transaksi pembayaran.
Perry menyatakan bahwa pengembangan pusat data transaksi pembayaran untuk inovasi dengan AI juga mendukung kebijakan BI, pemerintah, maupun KSSK. Selain itu, BI juga sedang mengembangkan penggunaan teknologi blockchain untuk penerbitan central bank digital currency (CBDC) di Indonesia, yang dikenal sebagai rupiah digital. BI juga sudah menerbitkan proof of concept mata uang virtual tersebut.
BI juga berhasil memperluas penggunaan sistem pembayaran QRIS dan BI Fast ke negara-negara tetangga seperti India, Jepang, dan Uni Emirat Arab. Di tingkat regional, BI juga telah membangun integrasi transaksi lokal yang digunakan untuk “elektronisasi” belanja pemerintah, termasuk penyaluran bantuan sosial hingga kartu kredit resmi pemerintah.